DEMOKRASI.CO.ID - Viral kabar 59 orang di Afrika meninggal setelah minum disinfektan untuk mencegah virus corona. Ini fakta sesungguhnya.
Belakangan ini netizen dihebohkan dengan pemberitaan soal cara pencegahan virus corona di Afrika. Kenya Today (19/03) melaporkan bahwa seorang Pendeta di Afrika Selatan, Rufus Phala menganjurkan para jemaat di Gereja untuk melakukan hal yang tak wajar demi mencegah virus corona.
Pendeta dari Gereja Kristen Rohani AK di Makgodu, Limpopomade itu meminta kepada jemaatnya untuk meminum cairan disinfektan. Tampak juga dalam foto yang bereda seseorang yang sedang menegak disinfektan merek Dettol.
Dalam artikel tersebut juga menyebut ada 59 jemaat yang meninggal dan 4 orang mengalami kritis setelah meminum cairan disinfektan.
Namun, kabar tersebut belum terverifikasi kebenarannya. Pasalnya, hingga sampai saat ini belum ada media kredible di Afrika yang mengangkat berita tersebut, lapor Opindia.com.
Sementara soal foto yang beredar, disebutkan bahwa foto tersebut adalah foto lama, sehingga semakin menimbulkan kecurigaan atas kabar tersebut.
Meskipun kabar ini belum terverifikasi, tetapi sebelumnya Pendeta Rufus juga pernah dilaporkan meminta jemaatnya untuk meminum cairan disinfektan dari merek Jik. Namun, itu dilakukan oleh Pendeta Rufus pada 2016 dan 2018 silam.
Di tahun 2018, Pendeta Rufus mengklaim bahwa cairan disinfektan tersebut adalah darah Yesus. Di daerah tempat tinggalnya, Pendeka Rufus disebut bahwa dirinya memiliki kekuatan misterius.
Ia mengatakan mampu mengubah cairan disinfektan menjadi darah Yesus setelah membacakan mantra. Phala berusaha untuk melegitimasi metodenya dengan mengutip sebuah cerita di dalam Alkitab di mana Yesus memberikan anggur kepada jemaatnya untuk diminum, memberi tahu mereka bahwa itu adalah darahnya.(dtk)