DEMOKRASI.CO.ID - Ulama Syiah Irak terkemuka Ali al-Sistani hari Selasa (10/3) mendesak masyarakat mematuhi larangan sholat Jumat untuk menghindari penyebaran virus corona di negara itu. Sekitar 73 kasus virus corona telah dikonfirmasi di Irak sejauh ini
Al-Sistani membuat pernyataan di situs resminya menanggapi pertanyaan tentang melakukan shalat jamaah dalam di tengah penyebaran virus corona.
“Pertemuan-pertemuan ini dilarang untuk membatasi penyebaran virus corona, itu harus didengar dan ditanggapi dengan serius,” kata al-Sistani.
Sebelumnya, pelaksanaan shalat Jumat di Kota Karbala, dibatal menyusul penyebaran corona. Pengumuman pembatalan disampaikan pemerintah lokal hari Kamis, 5 Maret 2020 dengan menyebut pembatalan terkait situasi kesehatan di Irak saat ini.
Karbala adalah kota suci kaum Syiah. Biasanya saban Jumat, perwakilan Ali al-Sistani menyampaikan ceramah.
Sejak 24 Februari, 73 kasus dan tujuh kematian akibat virus corona telah dilaporkan di Irak. Penyakit ini telah menyebar ke 110 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan wabah sebagai darurat kesehatan internasional.
Jumlah kematian global sekarang lebih dari 4.000 dengan lebih dari 113.000 kasus dikonfirmasi, mayoritas berada di Cina. Sebagai bagian dari upaya penanggulangan wabah, beberapa pemerintah menutup perbatasan mereka dan menangguhkan perjalanan darat dan udara dengan banyak negara termasuk Cina, Iran, Italia, dan Korea Selatan. (*)