DEMOKRASI.CO.ID - Kebijakan tim ekonomi Presiden Joko Widodo yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) dinilai makin kedodoran saat menghadapi pandemik virus corona atau Covid-19.
Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, paket ekonomi dari tim ekonomi Jokowi tidak bermanfaat. Sebab, sebelum adanya pandemik Covid-19, ekonomi Indonesia sudah alami perlambatan.
"Jauh sebelum jatuh tempo utang dan Corona, ekonomi Indonesia memang lambat. Hanya 0,1 persenan. Bisa dikatakan, tidak ada paket kebijakan ekonomi spektakuler dari SMI cs," ucap Dian Permata, Selasa (24/3).
Paket kebijakan ekonomi yang dimaksud lulusan Magister Universitas Sains Malaysia ini ialah gencarnya pemerintah menggelontorkan uang untuk infrastruktur.
"Pemilihan bugeting besar di infrastruktur jalan dan lain-lain juga tidak membuat ekonomi Indonesia terkerek. Justru sebaliknya, industri pendukung infrakstruktur seperti Kratakau Steal tidak mendapat 'kue' dari budgeting besar di infrastruktur," jelas Dian.
Bahka dengan adanya pandemik Covid-19, kata Dian, kebijakan paket ekonomi SMI dkk semakin terlihat menurun.
"Kebijakan paket ekonomi SMI cs justru makin kedodoran manakala menghadapi corona. Contohnya, infrastruktur bidang kesehatan BPJS tidak siap hadapi wabah ini. Bahkan, kenaikan iuran kelas III mendapatkan challenge dari MA yang membatalkan keputusan kenaikan iuran," beber Dian.
Dengan demikian, Dian mengaku semakin yakin bahwa tim ekonomi Presiden Jokowi tidak punya program yang mumpuni untuk membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.
"Dari sini sudah bisa lihat bahwa SMI cs tidak punya program mumpuni untuk (membangkitkan) ekonomi Indonesia," pungkasnya.(rm)