DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan Juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) Fadjroel Rachman dikoreksi dokter Erlina Burhan terkait rapid test di ILC tvOne, Selasa (24/3/2020).
Fadjroel menyebut rapid test untuk mendiagnosa virus corona di tubuh seseorang.
Dokter Erlina yang juga spesialis paru itu mengatakan, rapid test serologi yang dibeli pemerintah itu bukan untuk mendiagnosis seseorang terkena virus Corona.
“Ingin saya sampaikan rapid test tidak untuk diagnosis tetapi untuk melihat apakah sudah ada antibodi,” kata Erlina
Ia mengingatkan, antibodi dibentuk jika ada gejala. Kalau orang tidak ada gejala dites rapid test negatif. “Kalau orang masa inkubasi dites rapid test ini belum terditek seolah-olah negatif disebut negatif palsu,” jelas Erlina.
Erlina khawatir, masyarakat yang sudah negatif rapid test merasa gembira dan buat keramain. Padahal saat dites menggunakan rapid test belum ada gejala karena hasilnya biasa disebut negatif palsu.
“Kadung masyarat gembira selanjutnya bikin keramaian, pesta ketika bergejala menular pada yang lain,” jelasnya.
Erlina menyarankan ke pemerintah ke depannya tidak membeli rapid test. “Yang diperiksa itu yang bergejala dan dikonfirmasi dengan PCR (polymerase chain reaction) ini memakan waktu panjang,” pungkasnya.
Lihat videonya dimenit 23.35.
[suaranasional]