DEMOKRASI.CO.ID - Juru bicara pemerintah RI soal penanganan corona Achmad Yurianto tentang 'Si Kaya dan Si Miskin' menjadi heboh di media sosial, khususnya di Twitter.
Awalnya, Yurianto mengatakan jika menjaga jarak dan menghindari kerumunan adalah kunci pemutusan penyebaran corona.
Seperti dilansir dari Kumparan.com, Yurianto mencontohkan yang kaya dan miskin dalam menghadapi COVID-19. Yaitu mereka yang terpaksa masih bekerja di lapangan karena tidak ada lockdown, dan mereka yang mapan bisa dispilin #dirumahaja.
"Kalau ini bisa dilakukan bersama-sama dengan semua orang, saling melindungi. Yang kaya lindungi yang miskin agar bisa hidup wajar, yang miskin lindungi yang kaya agar tidak tularkan penyakitnya," kata dia.
Pernyataan Yurianto tersebut turut dikomentari oleh Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu. Diapun mempertanyakan pernyataan Yurianto tersebut.
"Kok ada pernyataan seperti ini ? Memangnya orang miskin sumber corona ? Bpk punya data, sepertinya sumber awal dan terbanyak kena infeksi corona bukan orang miskin pak," kata dia diakun Twitternya.
Netizen lainnya juga ikut mengecam pernyataan Yurianto tersebut. Ini kata Netizen.
"Mereka gak mampu ngurus negara ini bang makanya buat pernyataan ngawur terus utk menutupi kegagalan itu,padahal yg nampak sifat kebodohan aselii mereka," kata @iskandar__fauzi.
"Logika salah, menurut UUD Fakir miskin dan anak2 terlantar dipelihara oleh negara, jadi tugas pemerintahlah melindungi si miskin! ,kalaupun terjadi lockdown tetap tanggung jawab pemerintah memenuhi kebutuhan hidup orang dan hewan, pdhal bilang aja pemerintah gak punya duit!" ujar @Owi_Owl.
"Bukannya yg kaya yg awalnya menularkan penyakit ini???
Kan yg bepergian keluar negeri itu orang kaya?
Pulang2 bawa penyakit lalu menyalahkan orang miskin?????
Ini negara kenapa jadi begini amat sih," komentar @NowowoNowiwi.(*)