DEMOKRASI.CO.ID - Seorang pendeta warga Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Sabtu (21/3) lalu.
Pendeta berusia 70 tahun itu dipastikan meninggal dengan status positif terjangkit virus Corona, yang sebelumnya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Hernawan, mengatakan istri almarhum juga dinyatakan Positif Corona dan saat ini tengah dirawat di ruang isolasi RS Hasan Sadikin.
Betul ada dua orang warga Bandung Barat yang positif Corona. Pasien pertama sudah meninggal akhirnya dipastikan positif, sebelumnya dia PDP. Dan yang ke dua itu istrinya juga positif dan saat ini sedang diisolasi," kata Hernawan.
Dari hasil penelusuran Dinkes KBB, pendeta warga KBB itu memiliki mobilitas yang cukup tinggi. Di tengah pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia, pendeta tersebut masih sempat berkunjung ke negara epicentrum. Keduanya juga sempat mengikuti acara keagamaan dengan jemaat yang datang dari seluruh dunia di Sentul, Bogor.
"Pendeta itu memang mobilitasnya tinggi. Dia pernah ke Israel. Yang bahayanya, jemaat yang hadir di acara itu ikut tertular bahkan ada yang meninggal juga. Informasinya, memang sempat ke Sentul untuk menghadiri acara keagamaan," bebernya.
Berdasarkan tracing riwayat perjalanan, setelah dari Sentul, kedua pasien tersebut kemudian mengikuti kegiatan keagamaan yang digelar di salah satu hotel di Lembang, pada tanggal 3 sampai 5 Maret lalu. Kegiatan keagamaan tersebut akhirnya dipastikan menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Dari Klaster Keagamaan di Lembang, Hernawan mengatakan jemaat lain yang mengikuti kegiatan itu juga dipastikan positif. Jemaat yang terinfeksi merupakan seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lembang.
"Betul ada dokter yang bekerja di RSUD Lembang jemaatnya dia itu juga positif. Hanya saja dokter itu beralamat di Kota Bandung, jadi tidak masuk data pasien di KBB," katanya.
Hotel berbintang tiga di Kecamatan Lembang digunakan kegiatan keagamaan dan menyebabkan sejumlah jemaat menjadi Positif Covid-19, akhirnya disemprot disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19, pada hari Senin (23/3) siang.
Tempat-tempat yang pernah digunakan tamu hotel untuk mengadakan seminar di antaranya ruang rapat, resto, cafe, dan kamar yang semuanya menjadi sasaran petugas untuk disemprot disinfektan.
Nono, Ketua RW setempat, mengatakan kekhwatiran warga tersebut lantaran adanya pasien Covid-19 yang berinteraksi di hotel yang berbatasan langsung dengan permukiman warga.
"Jadi memang kami minta langsung ke Dinas Kesehatan KBB untuk penyemprotan, karena muncul kekhwatiran warga setelah adanya pasien yang diduga terpapar Covid-19. Kita dapat informasi, pasien itu diisolasi di RSHS tapi kemarin meninggal," kata Nono saat dihubungi.(dtk)