logo
×

Sabtu, 28 Maret 2020

Ngeri, Neo Nazi Dunia Rayakan Wabah Corona Jadikan COVID-19 'Senjata'

Ngeri, Neo Nazi Dunia Rayakan Wabah Corona Jadikan COVID-19 'Senjata'

DEMOKRASI.CO.ID - Pandemi Corona COVID-19 yang menjangkiti negara-negara di seluruh dunia saat ini membuat sebagian besar masyarakat khawatir . Di berbagai belahan bumi, virus ini menyebabkan krisis sosial, ekonomi dan politik yang cukup parah. Social distanding, physical distancing hingga lockdown dilakukan oleh sejumlah pemerintah negara.

Namun siapa sangka, virus yang saat ini telah menjangkiti ratusan ribu jiwa dan telah membunuh lebih dari 23 ribu jiwa ini justru disambut baik oleh segelintir orang, kalangan yang ekslufif dan golongan sayap kanan.

Dikutip dari Aljazeera, mereka yang menyambut baik hal ini adalah para kelompok sayap kanan garis keras, akselerasionis paling keras, kaum neo-Nazi yang kejam yang berharap peradaban umat manusia hancur. Kaum Neo Nazi berharap Corona COVID-19 bisa dijadikan senjata biologis.

“Situasinya sudah matang untuk dieksploitasi oleh sayap kanan” kata Cynthia Miller-Idriss, seorang sosiolog di American University sekaligus pakar  fenomenasayap kanan.

Selain memasukkan ke dalam ‘Ide-ide percepatan dan apokalitik’, Miller-Idriss juga mengatakan bahwa ketidakpastian yang diciptakan pandemi ini bak menjadi lahan subur untuk klaim tentang perubahan dan solusi yang ditawarkan para sayap kanan.

Seorang pemimpin gerakan perlawanan Nordik (NRM), sebuah gerakan Neo Nazi yang berbasis di Eropa utara mengatakan bahwa ia menyambut baik pandemi ini sebagai langkah yang diperlukan untuk membantu menciptakan dunia yang ingin dilihat oleh kelompoknya.

“COVID-19 mungkin tepat seperti yang kita butuhkan untuk mewujudkan pemberontakan nasional yang nyata dan penguatan kekuatan politik revolusioner,” kata pemimpin cabang NRM Swedia Simon Lindberg yang menulis di situs web mereka.

“Kita tidak bisa membangun masyarakat yang bertahan ribuan tahun untuk masa yang akan datang di atas pondasi yang busuk hari ini. Tetapi sebaliknya, kita harus membangunnya di atas reruntuhan ciptaan mereka,” tambah Lindberg

NRM yang digambarkan sebagai kultus Neo-Nazi diketahui saat ini sedang dalama perkara pengadilan perihal legalitasnya yang dipernyatakan. Namun NRM punya tak sedikit pengikut.

Menurut kepolisian Norwegia, seorang pemuda berusia 22 tahun yang menyerang masjid pada Agustus 2019 lalu, pernah melakukan kontak dengan NRM.

Beberapa gerakan gerakan sayap kanan lainnya memandang pandemi sebagai kesempatan untuk mendorong pesan-pesan rasis dan xenophobia.

Di Jerman, anggota dari kelompok Neo Nazi Die Rechte (Kaum Kanan) mengatakan bahwa seharusnya perbatasan Jerman ditutup beberapa minggu lalu bagi orang-orang non-Eropa.[viva]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: