DEMOKRASI.CO.ID - Kerusuhan komunal di New Delhi India, beberapa waktu lalu merenggut setidaknya 50 korban jiwa umat Muslim. Nama-nama korban sejauh ini sudah teridentifikasi. Korban tewas termuda berusia 17 tahun dan tertua 85 tahun, yakni seorang nenek bernama Akbari tinggal di Gamri. Korban terperangkap saat rumahnya dibakar.
Selain itu, juga ada korban dua orang sopir bajai serta satu orang polisi Delhi, seorang pria yang bekerja di Biro Intelijen serta beberapa korban lainya dibunuh saat membeli susu hingga membeli perlengkapan pernikahan untuk saudarinya.
Mengutip laman thewire.in, Pada Kamis, (5/3/2020), sebuah laporan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 53. Korban terbaru diidentifikasi sebagai Naresh Saini, seorang wanita berusia 32 tahun yang meninggal karena peluru. Namun, jumlah korban resmi mencapai 44.
“Dari daftar yang dirilis oleh Rumah Sakit GTB, laporan dari sumber-sumber yang kredibel dan daftar yang dikuratori oleh The Polis Project, The Wire telah berusaha untuk membuat daftar nama-nama mereka yang telah tewas dalam kekerasan. Daftar akan diperbarui dan diubah ketika lebih banyak informasi masuk,” tulis media lokal tersebut.
Selain mereka yang terbunuh, lebih dari 200 orang menderita luka-luka serius akibat tembakan, senjata tajam, pelemparan batu dan bahkan jatuh dari bangunan selama kekerasan.
Sementara itu, tim delegasi Komisi Minoritas Delhi atau Delhi Minorities Commission (DMC), India, yang dipimpin langsung Ketua tim, Dr Zafarul-Islam Khan dan anggota Kartar Singh Kochhar yang baru-baru ini mengunjungi daerah-daerah yang dilanda kekerasan di Distrik Timur Laut Delhi, menemukan banyak bangunan rumah, toko dan bengkel milik warga Muslim rusak parah di sepanjang perjalanan.
Mereka juga mengklaim ribuan warga Muslim terpaksa mengungsi meninggalkan kota yang dilanda gejolak ke sejumlah desa seperti di Uttar Pradesh dan Haryana. Dan laporan itu menyebutkan bahwa kekerasan tersebut terencana dengan baik.
Disisi lain, terkait kerusuhan tersebut, pegiat hak-hak sipil Harsh Mander baru-baru ini mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Delhi, menuntut pihak-pihak yang diduga harus bertanggungjawab atas kerusuhan yang merenggut banyak nyawa ini.
Terutama pemimpin BJP Anurag Thakur, Parvesh Verma dan Kapil Mishra. Dia juga meminta penyelidikan independen atas kerusuhan itu. Petisi lain digerakkan oleh Rahul Roy, yang mendapatkan data medis dan kemanusiaan untuk para pengungsi dan korban.
Dalam kasus ini, Pengadilan Tinggi New Delhi sebelumnya sudah meminta semua Rumah Sakit untuk merekam post-mortem dari para korban tewas. Sementara Hakim Agung Siddharth Mridul dan I.S. Mehta mengarahkan pihak berwenang untuk mengumpulkan bukti sampel DNA dari semua mayat korban.
Berikut mereka yang terbunuh dalam kekerasan New Delhi:
- Mubarak Hussain, seorang penduduk Babarpur berusia 28 tahun. Dia ditembak di dada di Vijay Park. Berasal dari Darbhanga di Bihar dan bekerja sebagai buruh di Delhi.
- Shahid Khan Alvi, 22 tahun. Pengemudi bajaj. Korban ditembak di perut dekat Bhajanpura dargah.
- Mudassir Khan, juga seorang pengemudi bajaj, warga Kardampuri. Dia juga ditembak mati.
- Nazeem Khan, seorang pedagang berusia 35 tahun, juga ditembak mati.
- Mohammad Furquan, 30 tahun ditembak mati ketika dia keluar untuk membeli makanan di daerah Bhajanpura Jaffrabad.
- Mehtab, 22 tahun, warga Brijpuri tewas dibakar.
- Ratan Lal, 42 tahun, seorang kepala polisi Delhi ditembak mati di Gokulpuri.
- Rahul Solanki, seorang insinyur warga Babu Nagar di dekat Shiv Vihar. Korban ditembak di leher usai membeli susu di salah satu toko.
- Ankit Sharma, seorang asisten keamanan berusia 26 tahun Biro Intelijen, warga Khajuri Khas. Mayatnya ditemukan di saluran Chandbagh dalam kondisi terluka parah.
- Vinod Kumar, 45 tahun. Korban dipukuli hingga tewas di Brahmpuri saat akan pulang ke rumah.
- Vir Bhan Singh, 48 tahun. Korban ditembak saat akan membeli makanan.
- Ashfaq Hussain, seorang tukang listrik berusia 24 tahun, ditembak lima kali di Mustafabad. Mayatnya saat ini masih disimpan di Rumah Sakit Al Hind.
- Deepak, 34 tahun dari Mandoli, meninggal karena luka tusuk.
- Ishak Khan, 24 tahun, tinggal di Kabir Nagar dan ditembak.
- Shan Mohd dari Loni, 34. Korban tembak.
- Pravesh, 48 tahun dari Maujpur, meninggal karena luka tembak.
- Dilbar, 20 tahun meninggal karena luka bakar.
- Rahul Thakur, 23 tahun dari Brijpuri, tewas saat “kerusuhan”, menurut pihak rumah sakit.
- Aman, 17 tahun.
- Maruf, 32 tahun.
- Salman, 24 tahun.
- Faizan, 24 tahun.
- Alok Tiwari, 34 tahun.
- Babbu Salmani, 33 tahun.
- Akbari, 85 tahun, warga desa Gamri di Khajuri Khas.
- Ayub Shabbir, pedagang berusia 60 tahun.
- Monis, warga Mustafabad berusia 21 tahun.
- Aamir Khan, pekerja pabrik jeans berusia 30 tahun dan ayah dua anak.
- Hashim Ali, 19 tahun, saudara laki-laki Aamir Khan.
- Aqil Ahmad, 40 tahun.
- Aftab, 18 tahun dari Bijnor.
- Mohsin Ali, 24 tahun.
- Nitin Kumar, 15 tahun.
- Prem Singh, 27, ditembak mati.
- Anwar Qassar, 58 tahun, tewas dibakar.
- Dilbur Negi, 20 tahun.
- Arshad, 22 tahun, tinggal di Karawal Nagar.
- Atul Gupta, 45 tahun.
- Dinesh Kumar, 35 tahun.
- Mohammad Shahban, 22, warga Mustafabad.
- Mohammad Yusuf, 52 tahun.
- Musharaff, 35, kediaman Kardampuri, terbunuh di Gokalpuri.
- Parvez Alam, pekerja sosial berusia 50 tahun tertembak di perut di Ghonda.
- Sanjeet Thakur, 32, disiksa di Chand Bagh.
- Suleiman, 22.
- Sayid, 19.
- Zakir, 24 tahun dari Mustafabad, meninggal karena luka tusuk.
- Orang tak dikenal, seorang wanita berusia 70 tahun, juga telah dimasukkan dalam daftar kematian di Rumah Sakit GTB.
- Aqib, 18, meninggal karena cedera kepala. Saat itu korban keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan pernikahan saudara perempuannya di Bhajanpura.
- Naresh Saini, 32, meninggal karena luka tembak.
[asa]