DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, pernah mengatakan penggunaan masker hanya untuk mereka yang sakit. Jika sehat dan imun sedang kuat, tak perlu pakai masker.
dr Terawan juga sempat heran dengan wartawan yang ramai-ramai pakai masker saat mewawancarainya di RSPI Sulianti Saroso. Di kesempatan lain, Terawan menilai penggunaan masker untuk orang sehat justru membuat harga masker semakin melambung.
"Masker [mahal]? Salahmu sendiri, kok, beli, ya. Enggak usah [pakai]. Masker untuk yang sakit," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2).
Senin (22/3) kemarin, Terawan tampak berbeda. Mendampingi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, Terawan memakai masker, lengkap dengan sarung tangan.
Acara yang dihadiri Terawan kali ini berlokasi di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta.
Secara simbolis, Prabowo menerima kiriman alat kesehatan bantuan dari China itu. Mereka menyambut kedatangan Personel TNI yang sebelumnya diterbangkan dengan pesawat Hercules TNI AU dari Shanghai.
Tak sendiri, Terawan ikut didampingi Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid; Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko; dan jajaran anggota TNI. Semuanya memakai masker dan sarung tangan. Bisa jadi, semua orang di sana memakai masker dan sarung tangan untuk mengantisipasi virus corona setelah kepulangan personel dari Shanghai.
Sebelumnya, Terawan menyebut, pemakaian masker hanya untuk orang sakit sudah sesuai dengan keputusan WHO. "Tetap keputusannya dari WHO yang sakit yang pakai masker . Yang sehat enggak usah," kata Terawan.
Apa yang disebutkan Terawan memang sejalan dengan panduan WHO. Dokumen 3 halaman yang diterbitkan WHO pada 29 Januari 2020 menyebut, menggunakan masker untuk orang yang tak memiliki gejala COVID-19 justru akan menyebabkan biaya tidak perlu dan membebani anggaran pengadaan barang.
WHO menyarankan, penggunaan masker bagi yang sehat hanya ketika sedang merawat pasien COVID-19. Meski begitu, penggunaan masker tetap harus dikombinasikan dengan mencuci tangan dan hidup bersih.
"Serta membuat rasa aman palsu yang dapat membuat orang mengabaikan langkah penting lainnya seperti praktik kebersihan tangan. Selanjutnya, penggunaan masker yang tidak tepat justru dapat menghambat keefektifannya untuk mengurangi risiko penularan," terang WHO.