DEMOKRASI.CO.ID - Aksi kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Papua makin meresahkan. Salah satunya saat meminta makanan ke masyarakat dengan menodongkan senjata api.
Meski KKB Papua mengaku berjuang untuk mengusir PT Freeport Indonesia, tapi nyatanya tetap menggganggu warga sekitar.
Hal itu berdasarkan keterangan Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustifa Kamal melalui rilis tertulis.
"Kemarin Jumat 6 Maret ada sekitar 790 orang di pedalaman pegunungan Timika mengungsi ke Polsek Tembagapura, akibat dari kekejaman KKB Papua di daerah Tembagapura," jelas Kamal.
Menurut Kamal, warga mengungsi ke Polsek Tembagapura secara berkelompok.
"Awalnya ada 30 orang yang melewati jalur dari Kampung Utikini menuju ke Polsek Tembagapura, kemudian personel piket dan siaga Polsek Tembagapura menanyakan alasan warga kampung mengungsi dan meminta bantuan untuk diturunkan ke Timika," ucap Kamal.
Sebanyak 790 warga yang bermukim di pegunungan sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia mengungsi ke Polsek Tembagapura karena tak tahan dengan aksi keji KKB Papua.
Menurut keterangan warga yang mengungsi, mereka tak nyaman lagi tinggal di pemukiman karena KKB Papua mulai meneror dan menggangu mereka.
Bahkan ada anggota KKB Papua yang memaksa meminta makanan dengan menodongkan senjata.
"Dari keterangan warga, alasan mereka ingin mengungsi ke Timika dikarenakan suasana di kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB Papua yang sudah menempati dan mengganggu masyarakat kampung, bahkan meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata," ungkap Kamal.
Saat didata pada Jumat malam, ada 790 warga yang mengungsi di Markas Polsek Tembagapura. Mereka terdiri dari 100 anak-anak, 370 wanita, dan 320 pria. Mereka berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli. [nn]
