DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka kemiskinan ekstrem pada 2024 mendatang menjadi nol persen. Berdasarkan indikator Bank Dunia, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia saat ini sebesar 3,37 persen dari populasi, atau sekitar 9,91 juta jiwa.
Sementara itu, berdasarkan indikator Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan September 2019 mencapai 9,22 persen. Angka ini turun 0,19 poin dibanding Maret 2019 dan menurun 0,44 poin dibanding September 2018.
Menanggapi target tersebut, pengusaha Sandiaga Salahudin Uno meminta pemerintah lebih realistis. “Kita harus realistis dan menurut saya kalau ke nol persen di 2024 harus jujur,” ujarnya di The Maj Senayan, Sabtu (7/3).
Sandiaga mengapresiasi langkah ambisius pemerintah dalam mengentaskan penduduk miskin di tanah air. Namun, untuk mencapai menjadi nol persen dalam 3 hingga 4 tahun, menurutnya, perlu sinergi antarkementerian dan lembaga yang berkesinambungan.
“Di Jakarta saja tingkat kemiskinan 3-3,4 persen dan kita ada dalam taraf keraknya kemiskinan. Itu yang paling susah diturunkan,” jelasnya.
Mantan duet Anies Baswedan itu menyarankan, mengentaskan kemiskinan bisa dilakukan melalui kebijakan pendidikan, kebijakan kesehatan, serta membangun kekuatan ekonomi keluarga. Pada bagian lain, dia mencermati dampak keputusan Amerika Serikat mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang.
Menurutnya, pemerintah perlu merespons hal itu dengan memancang target-target yang masuk akal. “Sekarang hanya label yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada kita. Padahal kalau kita lihat angka kemiskinan, angka stunting berapa target SGD’s kita belum sampai ke sana,” pungkasnya.(nn)