DEMOKRASI.CO.ID - Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar, menilai Indonesia memasuki era pembusukan yang dilakukan segelintir elite demi kepentingan pribadi dan kelompok. Ia tak menyangkal jika masih ada orang yang memiliki idealisme mulia di negeri ini. Hanya saja, mereka tidak bisa menjadi pengendali kekuasaan.
“Ada hal yang tidak terbahasakan, tapi itulah yang menjadi persoalan hari ini, elit elit sosial itu cuma bisa masuk ke DPRD atau DPR. Dia tidak masuk ke lingkar pink (ekskutif), poin utama dari kekuasaan,” kata Haris Azhar di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/3).
Haris mengatakan, pembusukan itu ditandai dengan meluasnya penderitaan yang dialami masyarakat. Terutama di sektor ekonomi, salah satunya rupiah saat ini sudah menembus Rp15.000 per dolar Amerika Serikat
“Saya melihat situasi saat ini meluasnya penderitaan. Ini adalah pembusukan, situasi politik kita sedang membusuk. Dalam hal ini, ketika sudah membusuk maka muncul jamur. Jamur itu ada yang sehat ada yang racun. Nah saya menganggap jamur itu adalah elite-elite partai,” ucap dia.
Elite partai politik memegang peranan penting terhadap semua keputusan di negeri ini. Mulai dari regulasi yang berkaitan dengan keadilan sosial hingga regenerasi pemimpin di masa mendatang.
Maka itu, kata dia, yang paling bertanggung jawab atas situasi pembusukan itu adalah ketua umum partai. Nasib 270 juta lebih penduduk Indonesia ditentukan oleh 9 orang saja, yakni ketua umum partai yang lolos ke parlemen.
Kondisi itu juga menyebabkan kader-kader muda partai tidak bisa berkembang lebih luas. Generasi milenial cenderung tak mampu berkutik ketika berhadapan dengan generasi tua yang memegang kekuasaan partai.
“Karena mereka yang menguasai, itu yang memyebabkan elite-elite muda tidak bisa tumbuh lebih luas. Saat ini cuma Prabowo, SBY umurnya berapa?” ucap dia.
Haris mencontohkan situasi yang tengah dihadapi negara saat ini, wabah virus corona (Covid-19). Para elite politik mulanya hendak menutupi penyebaran corona di Tanah Air dengan alasan investasi. Tapi, upaya itu malah blunder lantaran situasi makin rumit.
“Saya tidak ingin memprediksi Jokowi turun apa enggak, saya ingin bilang situasi ini hanya akan mebawa momentum koreksi. Kalau situasinya tidak dijadikan momentum koreksi, keterbelakangan makin banyak,” ucap dja.
Haris Azhar mengatakan, di atas pembusukan yang tengah terjadi saat ini hanya akan muncul jamur. Jamur itu ada dua kategori, jamur sehat dan racun. Jamur sehat itu banyak, tapi sayangnya mereka tak mampu berkutik saat berhadapan dengan jamur racun itu. Ia menyebut, jamur racun itu adalah elite politik yang hanya mengedepan kepentingan kelompok.
“Yang bikin repot ini segelintir elite di Jakarta, dekat dengan frame kamera dan mikrofon, tapi paling penting juga menguasai pulpen dan palu keputusan. Ini yang menumbuhkan kerusakan,” ujar Haris Azhar. (*)