DEMOKRASI.CO.ID - Di tengah berkecamuknya wabah virus Corona, Gojek justru mendapat berkah besar. Seperti dilaporkan sebuah media bisnis internasional, Gojek dikabarkan mendapatkan suntikan dana USD1,2 miliar atau Rp 18 Triliun dengan nilai tukar Rp15.000. Hingga saat ini belum dijelaskan siapa pemasok dana tersebut. Bloomberg memperkirakan pasokan dana baru bagi gojek berasal dari Amazon.com salah satu perusahaan yang sempat bernegosiasi dengan perusahaan yang didirikan oleh Nadiem Makarim tersebut.
Penggunaan dana ini masih simpang siur. Kemungkinan besar adalah untuk memperkuat diri dalam rangka bersaing dengan kompetitor terberatnya, Grab, perusahaan asal Singapura. Bahkan ada isu bahwa Gojek akan merger dengan Grab. Tetapi pihak Gojek beberapa waktu lalu membantah rencana tersebut.
Pendanaan baru Gojek menandai salah satu kesepakatan terbesar yang muncul sejak wabah Corona meletus di Cina pada Januari lalu.
Gojek dan Grab merupakan dua startup paling bernilai di Asia Tenggara. Dengan lebih banyak uang akan memungkinkan Gojek untuk bernegosiasi sekiranya memutuskan untuk merger.
Baik Gojek dan Grab telah menghabiskan banyak dana untuk mengembangkan investasi di luar transportasi seperti pengiriman makanan dan pembayaran. Gojek dan Grab telah berubah menjadi aplikasi pelayanan yang meliputi berbagai macam aspek termasuk pengantaran makanan yang semakin trend di Indonesia.
Keduanya sedang konsolidasi untuk masa depan bisnis mereka yang lebih sehat. Kabar tentang rencana merger kedua perusahaan ini memang santer namun baik pemerintah Indonesia maupun Singapura cenderung menolak rencana tersebut untuk menjaga persaingan bisnis yang sehat.
Gojek, yang didukung oleh Google, Tencent Holdings Ltd. dan Temasek Holdings Pte, akan menggunakan uang tunai baru untuk mengembangkan bisnis. Startup yang berdiri 2015 itu sekarang juga menawarkan sejumlah layanan berdasarkan permintaan lainnya seperti pembersihan rumah dan pengiriman obat-obatan, yang bernilai $ 10 miliar menurut CB Insights.[tsc]