logo
×

Minggu, 08 Maret 2020

Fadli Zon: Cina Sumber Corona Bebas Masuk RI, Kok Italia dan Korsel Dilarang?

Fadli Zon: Cina Sumber Corona Bebas Masuk RI, Kok Italia dan Korsel Dilarang?

DEMOKRASI.CO.ID - Anggota Komisi I DPR RI menyoroti cara pemerintah dalam mengantisipasi dan menangani wabah virus corona.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, kalau mau melihat negara baik atau buruk, profesional atau amatiran, bisa dilihat dari cara menangani virus corona.

“Nah saya melihat kita banyak membuang-buang waktu untuk melakukan antisipasi dengan protokol dan mitigasi yang gak jelas,” kata Fadli yang dikutip Pojoksatu.id dari channel Youtube Bang HS TV, Sabtu (7/3).

Menurut Fadli, sejak awal pemerintah Indonesia terlalu percaya diri dapat mengantisipasi dan menangani virus corona dengan baik.

Pemerintah, kata dia, merasa yakin bahwa corona ini bisa dilawan, corona ini bisa dihindari dan itu terefleksi dari pernyataan-pernyataan pejabat negara, termasuk Menteri Kesehatan.

“Padahal, harusnya kita benar-benar mengantisipasi dan ada yang namanya protokol, sehingga ini tidak menjadi endemo, pandemik yang tidak terkendali,” katanya.

“Karena dampak ekonominya luar biasa, dampak sosial luar biasa, dampak politiknya juga luar biasa,” tambahnya.

Soal warga negara Jepang yang menularkan virus kepada warga Depok Jawa Barat, Fadli menyebut hal itu akibat Indonesia terlalu terbuka.

Menurut Fadli, masih banyak penerbangan dari negara-negara terdampak virus corona yang masuk ke Indonesia.

“Yang dilarang kemarin malah dari Iran, Italia, dan Korea Selatan. Tapi malah dari Cinanya sendiri tidak dilarang,” katanya.

“Ini kan lucu, yang merupakan pusat atau evicentrum dari corona virus ini tidak dilarang. Ada apa? kan gitu. Malah disuruh masuk ke sini yang dari Cina,” imbuhnya.

“Pemerintah sekarang terlalu cinta dengan Cina dan terlalu tergantung dengan Cina. Tidak ada masalah, tetapi harusnya kan ada diversifikasi,” pungkas Fadli.

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: