DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah Provinsi DKI menyampaikan bahwa gejala-gejala dari virus Corona di Jakarta, saat ini, lebih banyak ditemukan di permukiman-permukiman yang tidak kumuh atau lingkungan yang justru baik di ibu kota.
Menurut Deputi Gubernur DKI Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman, Suharti, hal itu diketahui dari peta sebaran yang dibuat Pemprov untuk memitigasi virus.
"Kami temukan bahwa untuk saat ini, mudah mudahan tidak terjadi sebaliknya, bahwa (gejala Corona) masih banyak terjadi di permukiman yang bukan permukiman kumuh," ujar Suharti di Balairung Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis, 12 Maret 2020.
Suharti menyampaikan, peta sebaran sendiri, dirancang dari data orang-orang yang terdeteksi pernah melakukan kontak dengan orang yang positif Corona, lalu mengalami gejala terjangkiti virus. Gejala itu di antaranya batuk yang parah, pilek, sakit tenggorokan, juga nyeri badan.
"Pemda melakukan tentunya, menggunakan data-data yang kami punya untuk dilakukan modelling, simulasi, untuk memitigasi lebih lanjut," ujar Suharti.
Suharti juga mengemukakan, dari fakta itu, upaya mitigasi yang dilakukan Pemprov, yaitu mencegah sebaran Corona ke wilayah-wilayah kumuh atau padat. Angka fatalitas Corona diperkirakan akan melonjak tajam jika virus menular di permukiman kumuh.
"Akan lebih bahaya kalau (Corona) masuk ke wilayah padat penduduk. Karena di sana, sirkulasi udara yang tidak bagus, penduduk yang dalam kondisi rumah yang tidak baik, tidak punya fasilitas di rumah untuk melakukan karantina mandiri, dan sebagainya," ujar Suharti.(vn)