DEMOKRASI.CO.ID - Di tengah kepanikan sebagian warga setelah virus corona masuk Indonesia, publik disuguhkan perdebatan tentang foto aktris Tara Basro tanpa busana yang diposting di media sosial.
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain tertarik juga untuk nimbrung dengan keramaian membahas isu itu. Lewat akun Twitter @ustadtengkuzul, dia membandingkan kasus foto tanpa busana itu dengan kasus sebelumnya yang juga ramai.
"Atas nama seni, foto telanjang dibiarkan, bahkan ada yang mendukung? Terus cadar dan celana cingkrang disebut radikal, atas nama apa...? Jika agama hanya dijadikan asesoris KTP, maka kerusakan moral akan dianggap sebagai sebuah kemajuan. Sementara kesholihan menjadi objek bully..." kata Tengku dalam akun Twitter.
Tweet yang disampaikan oleh Tengku pun memancing perdebatan di kolom komenter. Kalau dibagi, ada dua kubu, pendukung dan penentang Tengku.
Kemarin, politikus Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany Alatas menilai foto aktris Tara Basro yang diunggah ke Media Sosial bertujuan untuk edukasi dan menebarkan energi positif.
Tsamara menekankan Tara Basro sedang mengajak publik untuk keluar dari konstruksi sosial tentang kesempurnaan dan kecantikan yang berkutat pada kulit putih dan badan kurus.
"Masa mengedukasi dan menebarkan energi positif juga harus kena sensor pornografi?!?!?!" demikian tulisan Tsamara melalui akun Twitter @TsamaraDKI.
Tara Basro memposting fotonya dan membagikan cerita bagaimana dia memandang tubuhnya dari sudut pandang yang negatif. Tara Basro tak menutupi lipatan perutnya sampai guratan kulit. "Andaikan kita lebih terbiasa untuk melihat hal yang baik dan positif, bersyukur dengan apa yang kita miliki dan make the best out of it daripada fokus dengan apa yang tidak kita miliki. Setelah perjalanan yang panjang gue bisa bilang kalau gue cinta sama tubuh gue dan gue bangga akan itu. Let yourself bloom," tulis Tara Basro dalam akun media sosialnya.
Seorang netizen mengomentari pandangan Tsamara dengan mengingatkannya untuk hati-hati menyampaikan pendapat.
"@TsamaraDKI mengedukasi & menebarkan energi positif harus telanjang ??? Tingginya pendidikan tidak secara otomatis berfikir inovatif.... Ati-atik dek... nanti kalau sampean punya anak perempuan smirking face," katanya.
Menurut Tsamara setiap perempuan punya hak atas tubuhnya. "Saya, kamu, dan siapa pun itu tidak punya hak mengatur tubuh perempuan. Tidak suka dengan kontennya? Unfollow. Di era digital dan terbuka seperti ini, anda sendiri yang harus filter dan memilah informasi yang diinginkan atau tidak. Bukan main sensor," Tsamara menanggapi tweet netizen itu. (ak)