DEMOKRASI.CO.ID - Ratusan buruh perempuan dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menggelar aksi di Depan Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (6/3).
Saat menjalankan aksi, sebanyak 6 orang diterima audiensi dengan pihak Kementerian PPPA, untuk menyampaikan aspirasinya terkait RUU Cipta Kerja (Ciptaker) yang disusun menggunakan metode Omnibus Law.
Sementara, sejumlah buruh perempuan menyampaikan orasinya di Jalan Medan Merdeka Barat. Salah satu orator menggunakan pakaian FSPMI dan berkerudung biru menyatakan sikap menolak RUU ini.
"Keringat kawan-kawan, harga diri kawan-kawan dilecehkan oleh orang-orang yang menganggap ini (aksi menolak omnibus law) adalah sebuah lelucon kawan-kawan," ucap orator perempuan itu.
"Harga diri, martabat kalian harus kalian dapatkan kawan-kawan," sambungnya menekan.
Lebih lanjut, orator ini meminta pihak pemerintah, dalam hal ini Kementerian PPPA untuk menerima aspirasi kaum buruh. Yakni, untuk tidak menghapus pasal-pasal dalam UU Ketenagakerjaan 23/2003.
"Kita bukan sekadar ngoceh, kita audiensi dan hasilnya ditampung. Sampai kapan? Sering enggak sih audiensi hasilnya ditampung, ditampung, sampai luber. Tapi enggak pernah ada tindak lanjutnya," ucapnya. (Rmol)
