DEMOKRASI.CO.ID - Pemberian dana talangan atau bailout Jiwasraya bukanlah cara yang tepat dalam mengatasi kasus gagal bayar polis nasabah hingga berujung dugaan kasus korupsi di dalam asuransi plat merah ini.
Alih-alih mem-bailout, ekonom senior Institute Development Economics and Financial (Indef), Faisal Basri justru menilai lebih tepat Asuransi Jiwasraya dimatikan.
“Menurut saya lebih baik dimatikan, mau diapakan lagi? Matikan, dijual asetnya, kemudian sisa asetnya dialihkan ke semacam PPA supaya enggak menyebar ke mana-mana. Disehatkan dulu, kalau waktunya tepat dijual kembali, keuntungannya ada, kerugiannya jadi yang paling minimum,” ujar Faisal di ITS Tower, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (6/3).
Mengenai nasib karyawan, Faisal berpandangan kepentingan nasabah lebih diutamakan. Aset-aset besar yang dimiliki Jiwasraya perlu segera dijual untuk memberikan kerugian nasabah.
Atas dasar itu, bailout untuk menyelesaikan persoalan Jiwasraya bukanlah solusi yang tepat.
“Kerugiannya total kan ada. Bukan semua negara dulu (yang bayar). Itu namanya bail in, jadi pemegang saham dulu. Masak bailout pemegang saham diam, regulator diam, diamnya itu rakyat yang bayar. Itu menurut saya dzalim yang sepeti itu,” tandasnya.