logo
×

Kamis, 12 Maret 2020

1 Pasien Suspect Corona di RSUD dr Moewardi Solo Meninggal

1 Pasien Suspect Corona di RSUD dr Moewardi Solo Meninggal

DEMOKRASI.CO.ID - Satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) atau suspect virus Corona (COVID-19) di RSUD dr. Moewardi, Solo meninggal dunia. Meski demikian belum ada hasil tes apakah pasien tersebut positif atau negatif virus Corona.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan satu dari dua pasien dalam pengawasan di RSUD dr. Moewardi meninggal hari Rabu (11/3) kemarin. Hingga saat ini, di Jateng ada dua pasien suspect Corona yang meninggal, yaitu satu di RSUD dr. Moewardi dan sebelumnya satu pasien di RSUP dr. Kariadi, Semarang.

"Kemarin itu ada satu pasien dengan pengawasan yang meninggal dunia yang dirawat di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Sampai sejauh ini penyebab kematiannya adalah disebabkan karena gagal napas, pneumonia," kata Yulianto di kantornya, Semarang, Kamis (12/3/2020).

Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi, dr Harsini menjelaskan pasien pria berusia 59 tahun yang meninggal itu tidak memiliki riwayat ke luar negeri.

"Dia habis pulang seminar di Bogor, kebetulan keduanya peserta seminar di Bogor tanggal 25 sampai 28 Februari. Tanggal 29 mulai pilek, batuk ke dokter, kemudian masuk karena keperburukan paru cepat, masuk observasi. Dibawa ke RSUD dr. Moewardi masuk PDP," jelasnya.

Hasil lab terkait positif atau tidaknya virus Corona terhadap pasien tersebut masih menunggu Litbangkes yang sampelnya dikirim hari Selasa (10/3) lalu. Namun Harsini menjelaskan pasien juga menderita diabetes.

"Pasien ini ada gula tidak terkontrol jadi mempermudah perburukan," katanya.

Meski belum diketahui hasil lab terkait virus Corona, pemakaman pasien ini dilakukan sesuai prosedur dengan asumsi positif sebagai langkah antisipasi. Hal ini sama seperti yang dilakukan pada pasien di RSUP dr. Kariadi, Semarang yang setelah dimakamkan baru diketahui pasien tersebut negatif Corona.

"Pemulasaran kayak flu burung, tidak dibuka keluarga, langsung ke pemakaman," tandasnya.

Yulianto menambahkan penyelidikan epidemiologi juga dilakukan meski belum ada hasil dari Litbangkes. Penyelidikan tersebut untuk mengetahui pasien sudah berinteraksi dengan siapa saja.

"Tracking-nya kontak dengan siapa saja dengan asumsi positif, walau belum ada hasilnya kita sudah lakukan, tapi belum bisa lakukan tindakan apa-apa. Malam ini juga akan tanyakan ke pusat," kata Yulianto.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: