DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan saat ini dunia dihadapi ketidakpastian. Ketidakpastian global yang terjadi pada 2019 pun diyakini berlanjut hingga tahun ini.
"Ketidakpastian di 2019 terus berlanjut di 2020," kata Sri Mulyani di acara Mandiri Investment Forum 2020 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, ketidakpastian global disebabkan oleh perbuatan kaum laki-laki. Dia bilang kejadian-kejadian seperti Brexit, yaitu keluarnya Inggris dari Uni Eropa, hingga perang dagang antara Amerika Serikat dan China dipicu oleh pemimpin laki-laki.
"Dan ini hampir semuanya berkaitan dengan perbuatan manusia. Dalam artian, laki-laki yang membuat masalah seperti Brexit, perang dagang As-China, protes di Hong Kong meski dipicu oleh seorang pemimpin perempuan, kemudian perang dagang Jepang-Korea, semua adalah laki-laki," jelasnya.
Tantangan yang disebabkan ketidakpastian global ini, menurutnya tercermin dari pertumbuhan ekonomi dunia yang mengalami pelemahan.
"Sekarang setelah satu dekade terakhir banyak negara yang dalam tanda kutip kehabisan amunisi, kekurangan strategi dalam menghadapi perlemahan ekonomi global. Ini berkontribusi terhadap munculnya volatilitas di pasar global," tambahnya.
Target pertumbuhan ekonomi RI meleset lagi. Tahun 2019 ini pemerintah memprediksi ekonomi tumbuh 5,3%, nyatanya hanya bisa tumbuh 5,02% saja.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi 2019 ini juga lebih rendah dibandingkan 2018 yang sebesar 5,17%.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02% untuk the whole year," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2020).
Jika dirinci, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I sebesar 5,07%, kuartal II 5,05%, kuartal III 5,02%, dan kuartal IV 4,97%. Pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir 2019 cenderung melemah.
"Triwulan IV-2019 tumbuh 4,97% memang lebih lambat dibanding triwulan IV sebelumnya. Kembali karena fenomena pertumbuhan ekonomi yang melemah, 4,97% itu bisa dipahami," ujarnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengungkapkan banyak faktor eksternal yang turut mempengaruhi perekonomian. Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 bisa terealisasi 5,05% dari target APBN 5,3%.