DEMOKRASI.CO.ID - Kondisi di Jalur Gaza semakin memanas setelah tentara Israel melakukan perbuatan biadab menyeret jenazah seorang warga Palestina dengan menggunakan buldoser.
Tak cuma kecaman, Israel kini jadi sasaran kemarahan para milisi Gaza. Efeknya, negeri Yahudi itu pun dibombardir dengan roket-roket. Selatan Israel menjadi target serangan rudal milisi.
Langit Israel mencekam tatkala roket-roket milisi melayang cepat meninggalkan asap-asap hitam di angkasa. Tercatat lebih dari 14 roket yang ditembakkan ke wilayah Israel.
Dikonfirmasikan 12 roket berhasil di cegat oleh sistem pertahanan Iron Dome yang dimiliki Israel. Hanya saja dampak dari serangan itu militer Israel menutup Kota Ashkelon dan Beersehva. 65.000 murid sekolah terpaksa tinggal di dalam rumah.
Yang anehnya, serangan roket milisi itu dibalas dengan ancaman mengerikan dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melalui Radio Militer, dia mengancam akan angkat senjata, berperang dan menggempur wilayah Gaza dan Palestina.
"Saya hanya akan berperang sebagai pilihan terakhir, tetapi kami sedang mempersiapkan sesuatu yang tidak dapat kami bayangkan," katanya.
Jika ancaman itu benar-benar terjadi, maka ini merupakan perang keempat setelah pada era antara tahun 2008 dan 2014, Israel baku tempur dengan milisi.
Serangan roket milisi ke Israel merupakan bentuk pembalasan dendam perbuatan biadab tentara Israel.
Sebelumnya masyarakat dunia dikejutkan dengan beredarnya video kekejaman tentara Israel terhadap warga Palestina. Ketika itu tentara Israel memperlakukan jenazah seorang warga dengan cara-cara tak manusiawi.
Bagaimana tidak, jenazah dihantam dengan blade buldoser. Lalu jenazahnya diseret dengan cara digantung di mata pisau blade depan buldoser. Kemudian dengan dikawal tank baja, buldoser pergi membawa jenazah itu.