DEMOKRASI.CO.ID - Sejak dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kerap diserang di media sosial. Mulai dari anggaran pengadaan lem aibon, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) tanpa atap, penebangan pohon, gelaran mobil balap Formula E hingga banjir.
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa Toni Rosyid mengatakan, soal massifnya penyerangan terhadap Anies mulai dari yang remeh temeh sampai isu besar.
“Ada jembatan ambruk di Kemayoran. Lalu setelah diselidiki itu tanggungjawab Mensesneg. Lalu soal salah ketik, penebangan pohon, banjir. Yang diviralkan bukan hanya di Jakarta tapi juga wilayah lain,” kata Toni di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020).
Yang teranyar terkait hasil survei Indo Barometer yang mensurvei soal banjir Jakarta kepada responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
“Ini nggak tabu kenapa konsep seperti itu. Ketika orang survei harusnya proporsional. Begitu pun ketika ada survei Jokowi dan menterinya. Saya liat ada bias, dimana semua diukur berdasarkan persepsi. Yang menjadi standar itu adalah politik,” ujar Toni.
“Bagaimana bisa objektif bila yang disurvei itu di luar Jakarta. Ini soal basic,” sambungnya.
Toni juga melihat yang menyerang Anies orangnya tidak berubah, seperti Abu Janda, Ade Armando atau Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Terkait penyerangan, Toni memandang ada kekompakan diantara para buzzer. Meski objek yang diserang terbilang isu kecil.
“Berdasarkan hal itu bisa kita asumsikan penyerangan ini by design dan dilakukan secara kolaborasi,” pungkas Toni.