DEMOKRASI.CO.ID - Masyarakat kini mulai disuguhkan dengan kandidat calon yang akan melenggang di pemilihan presiden 2024.
Beberapa lembaga survei bahkan sudah mengungkap nama-nama yang berpotensi menjadi pemenang di Pilpres empat tahun mendatang.
Seperti halnya dalam survei Indo Barometer dan Median yang menempatkan Gubernur Anies Baswedan sebagai calon kuat 2024 dibanding kandidat lain.
Terlepas dari keputusan para lembaga survei yang merilis hasil risetnya, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai ramainya masyarakat berbicara mengenai Pilpres menjadi fenomen aneh.
Sebab, saat ini pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin bersama Kabinet Indonesia Maju masih seumur jagung. Terhitung sejak pelantikan pada 20 Oktober 2019, Jokowi-Maruf baru bekerja selama empat bulan.
“Ini naif dan lucu, berbicara Pilpres yang masih empat tahun lagi, tentu ini menghina presiden sekarang. Apakah ada distrust atau memang presiden sekarang tidak dianggap?” kata Pangi, Kamis (27/2).
Hal lain yang mungkin terjadi, jelas Pangi, yakni ada kegelisahan yang dirasakan publik terhadap pemerintahan sekarang.
“Seolah-olah masyarakat tidak memiliki presiden,” sambungnya.
Di sisi lain, mengenai subjek survei yang menempatkan Anies Baswedan sebagai calon terkuat Capres 2024 di antara kepala daerah lain juga tak kalah menarik.
Dengan keputusan lembaga survei yang mengumumkan hasil risetnya, meski Pilpres masih lama, tentu akan berdampak signifikan terhadap tokoh yang dipertarungkan.
“Misalnya di sini Anies dikatakan paling tinggi. Ini bahaya, Anies bisa saja dijegal pihak-pihak, para bandar yang tak suka dengan Anies, misalkan dengan mengerahkan buzzer. Intinya, pokoknya Anies harus dijegal. Kira-kira begitu,” tandasnya.