
DEMOKRASI.CO.ID - Kerusuhan berlatar belakang ras dan agama pecah di New Delhi, India usai kelompok muslim India memprotes hukum kewarganeragaan yang dianggap diskriminatif, terutama bagi muslim monoritas.
Menurut laporan Aljazeera, kerusuhan banyak terjadi di daerah yang mayoritas dihuni penduduk muslim, di timur laut Delhi, sejak pecah pada Minggu (23/2/2020).
Seperti Karawal Nagar, Maujpur, Bhajanpura, Taman Vijay, Yamuna Vihar serta Maujpur.
Tercatat, sampai dengan Rabu (26/2/2020) waktu setempat, sudah ada 200 lebih muslim India menjadi korban luka.
Sementara, menurut pejabat kesehatan setempat, korban meninggal tercatat sudah mencapai 25 orang.
Dilaporkan, massa dari kelompok Hindu juga membakar sebuah masjid dan rumah serta toko-toko milik penduduk muslim.
Massa diayakini merupakan kelompok RSS, sebuah organisasi Hindu nasionalis sayap kanan.
Muslim mengatakan Citendens Amendment Act (CAA) adalah bagian dari agenda supremasi Hindu Perdana Menteri Narendra Modi dan bertentangan dengan etos sekuler negara itu.
Media India The Wire melaporkan, Selasa sore (25/2), segerombolan orang berparade di sekitar masjid di Ashok Nagar yang terbakar.
Terdengar teriakan-teriakan seperti ‘Jai Shri Ram’ yang berarti kemenangan untuk Dewa Rama dan ‘Hindoun Hindustan’ yang artinya tanah untuk para Hindu.
Dari rekaman video yang tersebar di Twitter, terlihat seorang dari gerombolan massa tersebut memanjat menara masjid dengan bendera India dan Hanuman di tangannya.
The Wire juga melaporkan, toko-toko dan pedagang kaki lima yang berada di dalam dan sekitar komplek masjid dijarah.
Berdasarkan keterangan warga setempat, penjarah tersebut bukan penduduk sekitar. Kerusuhan sendiri pecah bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump.
Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengimbau warga untuk menjaga perdamaian setelah pertemuan mendesak para legislator yang baru terpilih di ibukota.
Kejriwal mengatakan kepada kantor berita ANI, mengatakan sangat kekurangan polisi di derah pecah kerusuhan.
Bentrokan meletus pada hari Minggu setelah para pendukung Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA), disahkan oleh Parlemen Desember lalu.
Mereka lantas menyerang tempat-tempat protes anti-pemerintah. CAA, dijuluki ‘anti-Muslim’, telah memicu protes nasional, terutama oleh muslim.
Kekerasan dimulai sehari setelah pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang memerintah, Kapil Mishra, memperingatkan para pemrotes anti-CAA untuk mengakhiri aksi damai mereka di daerah Jafrabad dan Maujpur di timur laut India.
Berikut kumpulan video kekerasan berlatar belakang agama di India:
A saffron flag was raised over a mosque in India’s capital after it was set on fire.#DelhiViolence death toll rises to 21, as police are accused of looking the other way while Muslims are targeted. pic.twitter.com/0R6ciBvI18— Al Jazeera English (@AJEnglish) February 26, 2020
This is the RSS, A Hindu Nationalist organization inspired by Nazis— StanceGrounded (@_SJPeace_) February 26, 2020
They have mobilized in India to create a Hindutva Republic
They are hunting, beating Muslims. Burning down cities, homes and mosques
THERE IS A GENOCIDE HAPPENING & THE WORLD IS SILENTpic.twitter.com/N3UTBHJndV
WHAT THE HELL IS THIS??— Md Asif Khan آصِف (@imMAK02) February 24, 2020
These injured people are laying down on the ground, singing National Anthem and Security forces recording them and beating those people.
Hey @DelhiPolice will you clarify ???
#DelhiBurning #DelhiViolence pic.twitter.com/sk8w5Of6ra
🇮🇳 India— Twitpos+™ (@twitpos) February 25, 2020
Saat Donald Trump dan Modi berpawai di seluruh negeri, massa secara terbuka menyerang Muslim, menjarah bisnis mereka dan menodai rumah-rumah ibadah seperti yang Anda lihat di video ini yang dilakukan oleh ekstrimis Hindu dinegara tersebut#ShameOnYouIndia
From Arjun pic.twitter.com/JCi5e1jEiW
Di daerah Maujpur yang didominasi Hindu, toko-toko Muslim dirusak.#ShameOnYouIndia #ShameOnYouIndia— Twitpos+™ (@twitpos) February 26, 2020
Up terus tagarnya saudaraku 🙏pic.twitter.com/WMAGMDhpuF
Di daerah Maujpur yang didominasi Hindu, toko-toko Muslim dirusak.#ShameOnYouIndia #ShameOnYouIndia— Twitpos+™ (@twitpos) February 26, 2020
Up terus tagarnya saudaraku 🙏pic.twitter.com/WMAGMDhpuF
Why is the world silent ...? there is no human rights term if Muslims are tortured, boycotting films and Hindustan music,— 𝙄𝙉𝘼𝙔𝘼𝙃®️🇮🇩 (@InayahRasyid) February 26, 2020
HINDU Tamil The Real TEROROST #ShameOnYouIndia #ShameOnYouIndia pic.twitter.com/Rk8k9C7cIn
Kekerasan terjadi terhadap umat Islam di Chand Bagh, Delhi India.— Azzam M Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) February 26, 2020
Sallimhum ya Rabb :(
Video by @RanaAyyub, jurnalis @washingtonpost pic.twitter.com/BAdHxMgG4M
Imagine when police officers and Hindutva extremists collaborated to attack Muslims in #Delhi.— 🇮🇩 丂乙卂ㄒ尺丨ㄚ卂 🇵🇸 (@boedz_jayz) February 26, 2020
They are armed and given protection..
This is ethnic cleansing#DelhiRiots #ShameOnYouIndia#SobatPalestinaINApic.twitter.com/jFV5aOdIYV