DEMOKRASI.CO.ID - Tak bisa dipungkiri kini pusaran kasus Asuransi Jiwasraya disebut-sebut mengarah ke Istana.
Sejumlah pihak di Istana diduga turut terkait dengan kasus yang telah merugikan keuangan negara belasan triliun rupiah itu.
Dugaan publik makin ramai ketika panitia kerja (Panja) Komisi VI DPR RI berencana memanggil bos Mayapada Group, Dato Sri Tahir.
Diketahui, salah satu orang terkaya di Indonesia itu kini juga menduduki jabatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Ekonomi dan Keuangan.
Namun, baru-baru ini Istana kembali disorot. Setelah Dato Sri Tahir, kini publik fokus kepada sosok Jonathan Tahir yang ditunjuk sebagai anggota tim senior Kantor Staf Presiden (KSP).
"Penasihat KSP selain tak ada nomenklatur, ada nama 'Tahir'. Adanya gonjang-ganjing JiwasrayaGate yang ditengarai mengalir ke Istana, tak menyurutkan Moeldoko (Kepala KSP) angkat Jonathan Tahir yang ditengarai anak Dato," kritik politisi Gerindra, Iwan Sumule di akun Twitternya, Selasa (4/2).
"Jadi panglima angkat bapak (Datok Sri Tahir) penasihat. KSP angkat anak (Jonathan Tahir). Aya-aya wae," tandasnya.
Di sisi lain, Dato Sri Tahir angkat bicara mengenai namanya yang kerap dikait-kaitkan dalam kasus gagal bayar premi Asuransi Jiwasraya. "Tidak ada dana apapun yang ditempatkan di Mayapada. Alamat Jiwasraya di mana, saja saya enggak tahu,” tegas Tahir.
