DEMOKRASI.CO.ID - Jumlah korban tewas akibat wabah virus corona semakin menjadi. Tercatat, telah ada lebih dari 560 jiwa meninggal dunia dan lebih dari 28.000 jiwa terkonfirmasi positif virus corona.
Kekhawatiran akan penyebaran virus mematikan ini pun tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi meningkatnya biaya hidup di sana hingga menumbangkan aktivitas ekonomi di China.
Mengutip BBC, Kamis (6/2/2020), berbagai perusahaan besar di China seperti di sektor restoran, bioskop, penyedia transportasi, hotel, dan toko dikabarkan menjadi yang paling terdampak kerugian komersial.
Hal ini karena banyak orang memilih menghindari aktivitas di luar untuk mengamankan dirinya dari ancaman corona, termasuk para pekerja. Alhasil, banyak perusahaan yang menghentikan kegiatan operasionalnya.
Meski operasionalnya dihentikan, tapi perusahaan harus terus membayar gaji para pekerjanya. Ditambah, produsen di luar negeri juga kini enggan membeli barang dari China. Keuangan sejumlah perusahaan jadi terguncang.
Selain itu, beberapa maskapai di luar negeri telah mengisolasi China dengan menghentikan penerbangannya. Serta jaringan hotel internasional meminta pengembalian uang ke China.
Karena virus corona ini juga, produsen Mobil dari Korea Selatan, Hyundai juga telah menghentikan produksi mobilnya karena pasokan suku cadang di China terganggu. Padahal sebelumnya, China merupakan pemasok utama industri motor global ini.
Sementara pada sektor industri lain, minyak mentah mencapai titik level terendahnya. Ini telah turun sekitar 15% dalam dua minggu terakhir. Sekelompok negara pengekspor minyak kini sedang mempertimbangkan pengurangan produksi dalam upaya membalikkan penurunan harga.