DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur DKI Anies Baswedan menjadi salah satu kepala daerah yang paling banyak diusik media. Apalagi musim banjir ini, Anies jadi bulan-bulanan kritik. Sejak menduduki kursi gubernur, Anies diserang kiri dan kanan. Ia selalu dibandingkan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang digantikannya. Ahok digambarkan sebagai orang yang tegas, cekatan, berani, banyak kerja dan blak-blakan. Anies cenderung disebut sebagai lamban dalam menangani berbagai masalah termasuk urusan banjir.
Tapi semua kritik akhirnya terbungkam gara-gara survei Indo Barometer yang diumumkan Minggu (23/2). Nama Anies Baswedan justru menjadi orang paling diminati untuk jadi Calon Presiden 2024. Yang paling menohok, nama Ahok justru tidak disebut sama sekali oleh responden.
Ketika Direktur Eksekutif Muhammad Qodari mengumumkan hasil survei, ia pun kaget juga. "Nama Ahok tidak ditemukan. Maaf," katanya. Sebuah survei yang pasti mengejutkan karena di media mainstream nama Ahok belakangan dianggap sebagai orang yang dinilai akan membenahi keruwetan di Pertamina. Ada semacam euforia atas kemunculan Ahok di jajaran petinggi BUMN, sebagai Komisaris Pertamina. Media utama masih menganggap Ahok jadi bintang di masyarakat. Tapi survei tidak mendukung pendapat tersebut.
Bagi pendukung Ahok, membantah hasil survei Indo Barometer sulit dilakukan. Lembaga survei ini sudah dipercaya publik. Berbagai survei selama ini sudah menjadi pegangan, termasuk survei selama menjelang pemilu yang hasilnya relatif akurat.
Menjadi pertanyaan mengapa orang yang banyak dikritik, dihujat, seperti Anies justru namanya melambung?
Sebelumnya kita tengok dulu hasil survei Indo Barometer. Survei menyebutkan, elektabilitas Anies mencapai 14,3 persen. Ia hanya kalah dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang meraup elektabilitas 22,5 persen.
Prabowo masih punya peluang pada 2024. Usianya kala itu akan menginjak 73 tahun. Masih tanda tanya apakah dia masih berminat menjadi capres setelah beberapa kali kalah dalam pemilu. Pertanyaan lainnya apakah generasi muda yang mendominasi pemilih pada 20204 masih tertarik dengan tokoh lama dan tua.
Jika diasumsikan masyarakat menginginkan profil baru yang lebih segar, maka Anies menjadi calon paling menantang. Pada 2024, usia Anies baru 54 tahun, untuk seorang politisi itu adalah umur yang sedang matang-matangnya. "Anies adalah tokoh paling menantang pada 2024," kata Qodari saat mengumumkan hasil survei.
Tokoh muda tentu masih banyak. Tapi berdasar survei, mereka ketinggalan kereta dibandingkan Anies. Sebut saja Sandiaga Salahuddin Uno (8,1 persen), disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (7,7, persen), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (6,8 persen), Wakil Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen).
Selanjutnya masih ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (2,6 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (2,5 persen), Menko Polhukam Mahfud MD (1,6 persen), serta Ketua DPR Puan Maharani (1 persen).
Sebagai catatan, survei Indo Barometer dilaksanakan pada 9 – 15 Januari 2020 di 34 provinsi. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling sebanyak 1.200 responden dengan margin of error 2,83 persen, serta tingkat kepercayaan 95 persen.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner.
Responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Hasil Survei Lain
Hasil survei Indo Barometer ternyata sama dengan hasil Media Survei Indonesia (Median). Survei tersebut juga mengunggulkan Anies. Dia hanya kalah dari Prabowo. Angka yang diperoleh Prabowo 18,8 persen suara, disusul Anies Baswedan dengan 15,8 persen.
Anies juga mengalahkan Sandiaga Uno yang ada di tempat ketiga dengan 9,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 8,3 persen, dan Ridwan Kamil 5,7 persen.
"Ini adalah elektabilitas tertutup dari 23 tokoh. Jadi kalau pemilu dilakukan saat pengambilan data, maka yang menang Prabowo Subianto, yang kedua Anies Baswedan, kemudian Sandiaga Uno," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, Senin, (24/2).
Survei ini melibatkan 1.200 responden yang tersebar dari 33 provinsi di Indonesia. Mereka dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling. Survei dilakukan di pekan pertama hingga kedua Februari. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Yang Menarik dari Anies
Dari hasil survei terlihat bahwa masyarakat mengidolakan profil yang bermoral dan berkarakter. Lihat saja alasan pemilih Anies pada survei Median. Ada tiga besar alasan publik memilih Anies yakni religius dan dekat dengan ulama (15,1 persen), cerdas dan pintar (11,3 persen), dan tutur kata bagus (8,8 persen). "Orang-orang memilih Pak Anies Baswedan, satu dianggap religius dan dekat dengan ulama. Tidak ada yang salah juga dengan itu, tapi karakter pemilihnya begitu," ujar Rico.
Meski demikian, Rico mengatakan responden cenderung memilih berdasarkan karakter personal bukan kepada kinerja. Menurut dia, elektabilitas Anies dapat meningkat jika kinerjanya sebagai gubernur DKI Jakarta semakin baik. "Itu dia bisa meningkat kalau dia kinerjanya membaik. Seperti misalnya mengatasi banjir dan sebagainya, barulah (elektabilitas) dia bisa naik," kata Rico.
Hadangan dan Dukungan untuk Anies
Untuk meningkatkan elektabilitas, Anies memang harus memperbaiki kinerja. Jangan lupa, para penentang Anies tidak tinggal diam. Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni bahkan terang-terangan mengajak masyarakat menjegal
Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden 2024. Menurutnya, Anies memanfaatkan sentimen agama yang mengakibatkan perpecahan masyarakat. "Saya kira harus ada barisan nasional yang secara serius menghadang figur yang fokus pada isu populisme ini," ujar Raja Juli, Ahad (23/2/2020).
Raja Juli lantas menyerukan seluruh partai mendorong politikus berhaluan nasionalis seperti Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Tri Rismaharini untuk maju.
Pandangan positif terhadap Anies juga cukup kuat. Politisi Nasdem Wibi Andrino, memuji Anies Baswedan dalam menangani banjir DKI. Ia berpendapat Anies cepat dalam menangani banjir yang terjadi di DKI.
"Soal penanganan, kita harus angkat topi kepada Anies. Dia adalah gubernur tercepat dalam penanganan banjir," ucap Wibi saat dihubungi Teropongsenayan melalui pesan singkat.
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta tersebut menambahkan, dalam waktu empat hari Anies melakukan penanganan banjir dan langsung selesai. "Kita objektif. Titik pengungsian juga paling sedikit di daerah terdampak. Banjir di Jakarta empat hari selesai," katanya.
Ia justru mengkritik Jokowi yang saat jadi Gubernur DKI belum berhasil menangani banjir di DKI Jakarta.
"Pak Jokowi kan juga mantan Gubernur DKI Jakarta. Dia belum berhasil untuk menanggulangi banjir," kata Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta tersebut.
Pengamat Politik yang terkenal dengan gayanya yang filosofis Rocky Gerung mengatakan, Anies mempunyai modal besar untuk maju dalam Pilpres 2024. "Walaupun kemarin Anies banyak yang bully karena masalah banjir, tapi itu menjadikannya satu modal yang membuat Anies berada di atas angin. Anies punya kemampuan untuk menghadang bullying," ujar Rocky.
Rocky pun heran pada orang orang yang membully Anies karena masalah banjir. Rocky menyinggung kubu pemerintah yang saat ini mulai kebingungan karena belum menemukan calon yang kuat untuk 2024. "Sampai sekarang kan belum ada calon kuat dari pemerintah, jadi itu malah membuat Anies makin di atas angin karena walau banyak yang membully tapi dia punya kemampuan mengolah isu publik", tutur Rocky yakin. (ts)