logo
×

Sabtu, 29 Februari 2020

BIKIN Kaget! Ada 136 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di Indonesia, Jakarta Paling Banyak

BIKIN Kaget! Ada 136 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di Indonesia, Jakarta Paling Banyak

DEMOKRASI.CO.ID - SAMPAI saat ini, Indonesia mengklaim bahwa belum ada pasien positif virus corona di Indonesia.

Tapi ternyata, di Indonesia sudah ada 136 orang pasien dalam pengawasan virus corona yang berasal dari Wuhan, China.

Pasien dalam pengawasan tertinggi berada di Jakarta sebanyak 35 orang.

Sementara untuk di Batam sebanyak 11 Orang.

Data tersebut dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Dalam hal ini Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Laboraturium Rujukan Penyakit-penyakit Infeksi

Hasil pemeriksaan pasien dalam pengawasan novel corona virus per 27 februari 2020.

Sebelumnya, pasien dalam pengawasan ini tersebar di 44 rumah sakit yang ada di 22 Provinsi di Indonesia.

Diantaranya DKI Jakarta 35 orang, Bali 21 orang, Jateng 13 Orang, Kepri 11 orang, Jabar 9 orang, Jatim 10 orang, Banten 5 oang, Sulut 6 orang, Jogya 6 orang, Kaltim 3 orang, Sulsel 2 orang, Jambi 1 orang, Papua Barat 1 orang, NTB 2 orang, Bengkulu1 orang, Kalbar 1 orang, Kalteng 1 orang, Sultra 1 orang, Maluku 1 Orang, Sumbar 1 orang, Babel 1 orang, Sumsel 2 orang.

Untuk diketahui, Pasien dalam pengwasan ini mempunyai gejala dan riwayat tertentu.

Seperti Demam tingi dan suhu badannya mencapai 38 Drajat. batuk, Pilek dan Nyeri tenggorokan, Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan gambaran radiologis.

Riwayat perjalanan ke China atau wilayah negara yang terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum gejala timbul.

Riwayat Kontak erat dengan kasus konfirmasu 2019-nCOV.

Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konformasi Corona Virus atau wilayah negara yang terjangkit Efek Corona Virus; Singapura Cancel 12 Penerbangan ke Indonesia Hingga Mei 2020.

Maskapai penerbangan Singapura, Singapura Airlines dan Silk Air, mulai Senin (24/2/2020) hari ini, hingga 29 Mei 2020 mendatang, menutup sementara penerbangan ke Indonesia.

Untuk periode yang sama, maskapai dari Hongkong Cathay Pacific juga menunda penerbangan ke Nusantara.

Penutupan 12 penerbangan ke Indonesia ini, menyusul kebijakan pemerintah setempat untuk meminimalisir penyebaran wabah virus Corona (Co-Vid 19).

Selain ke Indonesia, maskapai yang populer dengan kode airlines SQ ini juga menutup belasan penerbangan komersil ke setidaknya 15 bandara di empat negara di Asia Tenggara lainnya; Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Cambodia.

Manajemen maskapau BUMN milik pemerintah Singapura ini, juga menunda penerbangan serupa ke Eropa, Amerika, Australia, India, dan tentunya penerbangan ke China.

“Kita akan terus meninjau ulang kebijakan ini.” ujar siaran pers resmi manajemen Singpaura Airlines di akun sosial media resminya.

Untuk penerbangan dari dan ke Indonesia yang ditutup ke lima bandara utama di Indonesia;

Singapore Airlines menutup dua penerbangan dalam periode  20 hari (3 Maret hingga 20 Maret 2020).


  • SQ968 Singapore-Jakarta on March 3, 5, 7, 10, 12, 14, 17, 21, 26 and 28
  • SQ951 Jakarta-Singapore on March 4, 6, 8, 11, 13, 15, 18, 22, 27 and 29
  • Sedangkan SilkAir menutup sementara penerbangan ke empat bandara untuk 15 hari  (24 Februari hingga 18 Mei 2020).
  • MI224 Singapore-Surabaya on March 11 and 18
  • MI223 Surabaya-Singapore on March 11 and 18
  • MI142 Singapore-Makassar on Feb. 24; March 2; April 27
  • MI141 Makassar-Singapore on Feb. 24; March 2; April 27
  • MI196 Singapore-Bandung on April 7, 14, 21 and 28; May 5 and 12
  • MI195 Bandung-Singapore on April 7, 14, 21 and 28; May 5 and 12
  • MI138 Singapore-Balikpapan on April 24
  • MI137 Balikpapan-Singapore on April 24
  • MI134 Singapore-Balikpapan on May 18
  • MI133 Balikpapan-Singapore on May 18 


Pemerintah Indonesia, melalui Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub RI; Novie Riyanto, mengaku sudah mendapat notifikasi penundaan penerbangan ini, sejak pekan lalu.

“Ini tidak permanen, Hanya sementera hingga ada perkembangan positif dari efek Corona Virus ini.” katanya sebagaimana dilansir The Jakarta Post.

Dampak Ekonomi di China

Virus ‘Wuhan’ Corona 19 (Covid-19), terus menggoyang sendi ekonomi raksasa ekonomi dunia, China.

Kondisi psikologis warga negara terbesar di dunia ini belum pulih.

Fakta, data dan kabar bohong membaur jadi ketakutan.

Pengamat memprediksi ekonomi negeri Tirai Bambu ini baru akan pulih, akhir tahun 2020 ini.

Sementara pemerintah meyakini efek bola salju ekonomi ini hanya sementara, dan segera berakhir di pertengahan tahun Tikus ini.

Presiden Xi Jinping mengakui dampak virus ini sudah di level serisu, namun tetap optimistis kondisi ekonomi segera membaik.

Dampak terakhir, hingga awal pekan ini, sekitar 89 juta dari 291 juta pekerja migran yang menyebar di 29 provinsi China, diinstruksikan kembali ke pusat-pusat ekonomi seperti di Shanghai, Guang Zhao, dan 5 provinsi lain.

Mereka dijemput dengan bus-bus milik pemerintah.

South China Morning Post melansir, langkah instruksional pemerintah ini guna memacu kembali roda ekonomi negeri yang sudah hampir dua bulan stagnan.

Mengabaikan ketakutan warga yang enggan keluar rumah akibat eskalasi virus corona, pemerintah juga menggelar sweeping di jalan-jalan utama, terminal, pelabuhan dan bandara.

Warga berstatus pekerja yang akan meninggalkan kampung halaman diperiksa.

Kebijakan dari kementerian transportasi dan industri ini, melibatkan militer dan polisi sipil di semua provinsi.

“Tak ada jalan lain, kita akan jemout mereka untuk kembali bekerja, pabrik-pabrik sudah hampir sebulan tak beroperasi karana tak ada orang,” kata  Liu Xiaoming wakil Menteri Perhubungan China di Beijing.

Di hadapan petinggi partai komunis dan elite militer China, Presiden Xi Jinping, akhir pekan lalu, menegaskan penyebaran virus ini sudah di level “sangat serius,”.

Kantor beri pemeritah, Xinhua, Senin (24/2/2020) melansir, dalam rapat teleconference dengan elite partai dan militer dari 31 provinsi, Minggu (23/2/2020), menginstruksikan militer ikut mengatasi dampak ekonomi ini.

“Inilah epidemi yang sangat sulit dikontrol dan diantisipasi, sejak Republik ini berdiri,” kata Jinping.

Republik yang berdiri 1 Oktober 1949 ini sudah berpenduduk 1,3 miliar.

Dia menyebut krisis ini sebagai ujian besar. Dia menginsirasi para bawahannya agar meyakini, bahwa bencana ini segera menemukan jalan keluar dan jadi pelajaran berharga untuk mengatasinya di masa mendatang.

Profesor ekonomi dari Renmin China Universiry, Yu Chunhai,  menyebutkan dampak virus ini akan membuat pemerintah lebih tegas dan menjadi momok bagi ekonomi.

439 Event Internasional di China Batal

Dampak lain adalah pembatalan forum tahunan elite politik dan konglomerat perantau China, The Boao Forum for Asia.

Konferensi tahunan bagi perantau sukses keturunan asal Hainan di Asia ini sejatinya digelar 24 hingga 27 Maret 2020 mendatang.

Panitia acara yang sudah digelar 30 tahun ini, belum menentukan kapan event ini kembali dihelat.

Forum global ini digelar dengan gaya Davos, atau forum makan malam bersama dengan gaya kerajaan tua China.

Di China, konglomerat marga Hainan, termasuk elite ekonomi yang diyakini jadi salah satu sendi ekonomi industri dan perdagangan global di Asia, termasuk Indonesia.

South China Mourning Post, Jumat (21/2/2020) melaporkan, pembatalan konferensi tahunan ini, bersamaan dengan penundaan Kongres Rakyat Nasional, yang digelar partai penguasa RRC, 5 Maret 2020 mendatang.

Penundaan The Boao Forum for Asia ini adalah adalah forum internasional ke-439 yang dibatalkan di Shanghai.

Ke-439 ini termasuk 177 di bulan Februari, dan  262 event internasional di bulan Maret.

Alasan penudaan, merujuk rekomendasi internasional dari WHO, bahwa semua pendatang di Shanghai akan dikarantina selama 14 hari, sejak stempel paspor kedatangan.

Pameran otomotif terbesar dunia, Shanghai International Industrial Automation and Robot Exhibition, Februari 2020 termasuk salah satunya.

Prolight and Sound Fair in Guangzhou dan forum International Equipment Machinery Exhibition di Jinan city, yang selalu dihadiri sekitar 3,2 juta pengunjung juga dibatalkan.

China Development Forum ini adalah salah satu event yang banyak dihadiri konglomerat Hainan dari Asia Tenggara.

Forum internasional dengan bahasa resmi China dan Inggris ini, digagas Development Research Center, pemerintah RRC di Beijing.

Seban tahun, dua forum internasional ini digelar sebelum pemerintah China mengumumkan target ekonomi dalam negeri, GDP, yang selalu digelar bulan Mei.

Oleh sejumlah analis dan ekonom, pendapatan domestik China, GDP, oleh akan dikoreksi dari 6,1 % tahun ini, ke level 5,8 %, menyusul belum meredanya efek corona virus di negara berpenduduk 1,2 miliar ini.

Kamis lalu, Wakil Ketua BUMN China Ren Hongbin, menyebut pemerintah tak banyak merevisi target ekonomi nasional, meski negeri Tirai Bambu ini dilanda virus mematikan.

“Damoak dari epidemi virus Wuhan ini hanya sementara. Sendi ekonomi kita tetap kuat, Kami tak akan mengubah target ekonomi,” ujarnya seperti dilansir Xin Hua.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: