logo
×

Kamis, 06 Februari 2020

Azab Mempermainkan Harga Masker N95 Sampai Gila-gilaan

Azab Mempermainkan Harga Masker N95 Sampai Gila-gilaan

DEMOKRASI.CO.ID - Pada kondisi normal, masker N95 dijual dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per pcs. Sejak virus corona mewabah, harganya melambung gila-gilaan hingga Rp 3 juta per 10 pcs.

Tak cuma mahal, stok pun terbatas. Banyak apotek mengaku kehabisan, sementara pengadaan berikutnya masih menunggu waktu lama. Di Pasar Pramuka yang merupakan salah satu sentra pembelian masker partai besar, pedagang juga mengaku kesulitan menambah stok.

Meski demikian, kepanikan menghadapi ancaman virus corona membuat banyak orang merasa perlu pakai masker. Harga jutaan tetap ditebus demi melindungi diri dari virus yang menurut kabar belum ada obatnya.

"Ya ada aja sih, sampai 2 karton besar masker biasa yang 3 lapis. Itu bisa Rp 1,3 per karton besar, isinya 40 kotak kecil," kata Adi, seorang pedagang di Pasar Pramuka.

Kenaikan harga masker N95 belakangan ini dianggap sudah tidak wajar.Kenaikan harga masker N95 belakangan ini dianggap sudah tidak wajar.

Padahal, para ahli pernapasan menyebut masker N95 justru kurang efektif dalam situasi ini. Kemampuan menyaring partikelnya memang sangat bagus, tetapi harus dibayar dengan kenyamanan yang sangat rendah. Jika dipakai dengan benar, masker ini dipastikan tidak akan terasa nyaman.

"Akhirnya malah nggak efektif karena buka tutup. Atau sengaja dipakai agak turun biar hidungnya tidak tertutup," kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dr Achmad Yurianto.

Untuk menangkal virus corona, masker bedah atau biasa disebut 'masker ojol' karena sering dipakai driver ojek online, justru lebih dianjurkan. Masker murah meriah ini meski tidak rapat, punya lapisan yang bisa menangkap droplet atau bercak dahak. Virus dan kuman penyebab penyakit lainnya umumnya menular lewat droplet tersebut.

"Tidak perlu juga orang sehat pakai masker N95. Nggak kuat itu paling 2 jam sudah sesak," kata dr Erlina Burhan, SpP(K) dari RS Paru Persahabatan.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: