logo
×

Kamis, 27 Februari 2020

Amien Rais Melawan, Matahari Putih Akan Terbelah?

Amien Rais Melawan, Matahari Putih Akan Terbelah?

DEMOKRASI.CO.ID - Tak hadir baik saat pembukaan maupun penutupan Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) ke-5 di Kendari, Sulawesi Tenggara, Amien Rais justru melawan lewat sebuah video berdurasi tak lebih dari delapan menit, dua minggu setelah perhelatan akbar itu ditutup.

Melalui video yang diunggah di akun Instagram @amienraisofficial, mantan Ketua Dewan Kehormatan PAN tersebut mengutarakan keluh kesah soal jalannya kongres partai yang didirikannya itu.

Amien menyebut berbagai kejanggalan terjadi sebelum dan saat terjadinya kongres. "Jelang Kongres PAN itu, DPP di bawah Zulkifli Hasan melakukan hal-hal yang sesungguhnya tidak pantas," ujar Ketua Umum PAN periode 1998-2005 itu.

"Banyak sekali pasal-pasal AD/ART yang dilanggar. Kemudian SC-nya pun juga tidak begitu adil. Bahkan 100% OC itu dari katakan lah kubunya Zulkifli Hasan (Zulhas). Jadi, ini kejanggalan."

Amien memang tak mendukung Zulhas untuk menjabat Ketum PAN untuk kedua kalinya. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 1999-2004 ini lebih menjagokan Mulfachri Harahap, mantan Ketua Fraksi PAN di DPR. Dia pun menggandengkan anaknya Hanafi Rais, dengan Mulfachri dalam kongres di Kendari.

Kegagalan jagoan yang didukungnya merupakan "kekalahan" pertama Amien di arena kongres. Dalam tiga kongres sebelumnya doktor ilmu politik lulusan Universitas Chicago, Amerika Serikat itu berhasil mengantarkan tiga kandidat berbeda sebagai pemimpin partai berlambang matahari putih itu.

Tercatat Soetrisno Bachir pada 2005, Hatta Rajasa pada 2010, dan bahkan Zulhas sendiri pada 2015 mendapat restu dari mantan guru besar ilmu politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta itu.

Ini karena pengaruh Amien Rais semakin lama akan memudar juga," ujar peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati. Dia menyebut, salah satu alasannya karena faktor usia. "Selain itu visi Amien Rais tak lagi mencerminkan politik reformis yang jadi ciri khas PAN."

Wasisto menilai cukup banyak kader PAN justru gerah akan tindak tanduk tokoh seniornya itu. Pasalnya Amien acap kali menggunakan nama partai untuk kepentingan manuver politik pribadi. "Jadi perlawanan Amien terhadap Kongres PAN ini akan berujung tanpa hasil," ujar Wasisto.

Video yang diunggah menurut Wasisto merupakan usaha Amien untuk menunjukkan dirinya masih punya pengaruh. "Namun seperti halnya video-video sebelumnya yang cenderung tendensius dan hiperbolik, tidak berdampak apapun, malah justru memalukan PAN," katanya.

Manuver Amien pun juga dinilai sebagai upaya memastikan agar faksinya tetap diakomodasi dalam pengurusan PAN yang baru. Pengamat politik, Djayadi Hanan yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyampaikan, "Terutama Hanafi Rais, agar tetap memperoleh tempat terhormat di PAN."

Djayadi pun memprediksi PAN tak akan terbelah dengan perlawanan Amien itu. Loyalis dan kekuatan Amien, sudah jauh berkurang. Sehingga sulit bagi Amien untuk membangun kekuatan baru.

"Kekalahan Amien di kongres menunjukkan sudah makin lemahnya kekuatan itu. Untuk pertama kalinya faksi-faksi di luar Amien Rais bersatu dan berhasil mengalahkannya," ujar Djayadi. "Jadi PAN tidak akan sampai pecah, gak akan sampai misalnya Amien membentuk parpol baru."

Pengajar ilmu politik di Universitas Paramadina itu juga menyampaikan Zulhas yang juga saling berbesanan dengan Amien pasti akan melakukan upaya mengakomodasi faksi Amien untuk mencegah terbelahnya partai matahari putih.

"Zulhas selama ini dikenal dekat dengan pemerintah, terutama Jokowi, sehingga akan sulit memecah PAN pimpinan Zulhas dari segi legalitas partai. Dan jangan lupa, dulu ada Partai Matahari Bangsa yang menjadi semacam pecahan PAN, tapi gagal," kata Djayadi.

Sementara dosen ilmu politik Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Mada Sukmajati mengatakan apa yang disampaikan Amien Rais dalam video tersebut ada beberapa bagian yang kontradiktif.

Salah satu sisi, mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah tersebut mencurigai ada kekuatan luar ingin menghancurkan partai yang dideklarasikan pada 23 Agustus 1998 di Istora Senayan Jakarta itu.

"Memang saudara-saudara sekalian ada kekuatan luar. Saya tidak bisa ngomong siapa. Tapi jelas ada kekuatan luar yang ikut merusak, menghancurkan PAN ini," ujar Amien seperti yang dikutip dari videonya itu.

Namun di sisi lain, menurut Mada, Amien justru mengundang pihak luar dalam hal ini pemerintah masuk dalam konflik internal partai dengan tidak mengesahkan kepengurusan PAN 2020-2025.

"Urusan rumah tangga sendiri, jangan sampai dibawa ke pak RT, lurah atau camat. (Permintaan Amien) Ini namanya minta orang intervensi rumah tangga sendiri," kata doktor ilmu politik lulusan dari Universitas Heidelberg, Jerman tersebut.

Konflik yang terjadi merupakan ujian bagi pelembagaan partai. "Apakah PAN bisa melaluinya dengan baik atau justru malah akan berakhir sama dengan partai lain yang tak bisa mengelola konfliknya dengan cara mandiri," kata Mada. Jika friksi ini tak bisa dikelola, Mada menilai justru akan menjadi kerugian bagi PAN sendiri.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: