DEMOKRASI.CO.ID - Fraksi Gerindra di DPRD DKI Jakarta tak terima dengan survei Indobarometer yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih buruk dari pendahulunya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam menangani banjir di Ibu Kota. Survei itu disebutnya dengan mengambil responden dari warga luar Jakarta.
Hal ini diungkap oleh anggota DPRD fraksi Gerindra Syarif. Ia menyebut survei ini hanya sebagai bentuk penggiringan opini. Tujuannya, untuk membuat Anies terlihat gagal di mata masyarakat.
"Saya mengatakan survei itu penggiringan opini untuk mendown grade pak Anies," ujar Syarif saat dikonfirmasi, Kamis (20/2/2020).
Menurut Syareif, Indobarometer sendiri merupakan salah satu pihak yang kontra dengan Anies. Upaya lembaga survei ini disebutnya hampir berhasil.
"Saya enggak bilang itu survei pesanan. Tapi orang-orang yang kontra dengan pak Anies yang membuat itu," katanya.
Ia menilai survei ini sebenarnya dilakukan secara ilmiah. Namun karena survei ini disebutnya menggunakan warga di luar Jakarta, ia menganggap hasilnya hanya sebagai bentuk penggiringan opini.
Selain itu, dengan responden luar DKI, menurutnya survei ini tidak bisa menjadi acuan untuk menjadi saran atau masukan kepada pemerintah daerah.
"Respondennya di luar DKI. Apa yang mau diperbaiki? Misal kan selalu ada saran-saran di setiap survei, apa yang mau diperbaiki orang yang ngomong bukan warga DKI. Enggak simetris," katanya lagi.
Sebelumnya, lembaga survei Indobarometer baru-baru ini mengeluarkan survei soal kinerja Gubernur Jakarta selama tiga periode ke belakang. Hasilnya, Gubernur Anies Baswedan kalah dari pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Joko Widodo.
Terkait pengentasan masalah banjir, dari warga Jakarta yang disurvei, Anies hanya dipilih oleh 4,1 persen orang. Sementara Ahok jauh lebih banyak, yakni mencapai 42,0 persen dan Jokowi 25,0 persen. [sc]