logo
×

Kamis, 20 Februari 2020

Ada Jokowi dan Modi di Balik Impor Gula RI

Ada Jokowi dan Modi di Balik Impor Gula RI

DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah memutuskan akan mengimpor gula mentah atau raw sugar untuk kebutuhan gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP). India menjadi pemasok gula impor mentah yang akan diolah jadi GKP di dalam negeri.

Keputusan pemerintah mengimpor gula karena pertimbangan stok yang masih kurang dan stabilisasi harga di dalam negeri jelang puasa dan lebaran. Harga gula di awal tahun ini memang tidak jinak menyusul berakhirnya musim giling. Di sisi lain produksi GKP domestik hanya sekitar 2,2 juta ton, sedangkan kebutuhan ditaksir 2,8 juta ton

Kenapa impor gula dari India?

Rencana impor gula sudah dirancang sejak tahun lalu, suka tak suka ini sudah disepakati di level kepala negara Indonesia dan India. Presiden Jokowi dan Perdana Menteri India Narendra Modi sudah sepakat saling tukar perdagangan antara gula dan sawit.

Bahkan, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto terbang ke India saat ini, untuk bertemu para pelaku bisnis India di New Delhi, pada 19-21 Februari 2020. Salah satu topik utama yang dibahas ialah peningkatan target nilai perdagangan Indonesia-India sebesar US$ 50 miliar pada 2025.

Agus akan menggelar pertemuan dengan Menteri Kereta Api, Perdagangan, dan Industri India Piyush Goyal yang akan membahas isu peraturan impor terbaru di Indonesia untuk gula mentah, peningkatan akses pasar produk Indonesia ke India, peraturan impor terbaru India untuk minyak kelapa sawit, dan beberapa hambatan perdagangan atas ekspor Indonesia.

Soal impor gula dari India ini juga sudah disampaikan oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono yang menjelaskan telah diputuskan di Kemenko Perekonomian bahwa Indonesia akan impor raw sugar untuk kebutuhan konsumsi (non-industri) sebanyak 495 ribu ton.

"Terakhir kan [terkendala] soal ICUMSA. Itu nanti untuk persyaratan dari India untuk masuk," kata Kasdi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Pemerintah telah mengubah standar International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis (ICUMSA) untuk gula mentah yang diimpor. Pemerintah sepakat untuk mengubah syarat standar ICUMSA gula mentah yang diimpor Indonesia dari 1.200 menjadi 200. Artinya dengan diubah semakin kecil angkanya, gula mentah yang diimpor warnanya tak terlalu pekat.

Impor gula dari Indonesia tak dipungkiri dari diplomasi perdagangan. Kedua negara sepakat 'saling tukar' kepentingan, Indonesia punya kepentingan produk sawitnya masuk India tetap bisa bersaing dengan sawit Malaysia, sedangkan India ingin gula mentahnya dibeli oleh Indonesia.

Pada akhir tahun lalu, India menyetujui persyaratan yang diminta Indonesia terkait ekspor kelapa sawit agar tidak ada perbedaan nilai tarif impor dengan Malaysia. Namun India juga meminta Indonesia untuk bisa membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar (mentah) dari negaranya.

"Memang saat sekarang tarif kelapa sawit, baik itu untuk CPO maupun RBD sudah sama. Semula ada perbedaan 5 persen, namun sesuai dengan permintaan Bapak Presiden (Jokowi), Perdana Menteri Narendra Modi menerima itu sehingga tarif CPO itu sama, Refined Bio Blended itu sama, RBD itu sama," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Minggu (3/11).

Menurut Airlangga, bea masuk untuk CPO saat ini 40%, 50% RBD, pada Desember akan diturunkan menjadi 37,5% dan 45%. Bea masuk impor ini berlaku untuk Indonesia dan Malaysia, sehingga tidak ada perbedaan lagi soal bea masuk.

Sejak 1 Maret 2018 lalu, India menaikkan bea masuk CPO dari 30% menjadi 44%. Selain itu, tarif impor produk turunan CPO juga dikerek naik dari 40% hingga menjadi 54%.

"Dengan demikian, tentu ini menjadi bagian dari kerja sama," kata Airlangga.

Pemerintah juga sudah memutuskan memangkas tarif bea masuk produk gula kristal mentah/gula kasar (raw sugar) dari India menjadi 5% (lima persen). Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 96 Tahun 2019 tentang perubahan atas PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-India FTA, yang diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Airlangga mengatakan India mengharapkan Indonesia bisa membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar dari India. Menurut Airlangga,  dan pemerintah sudah mengatakan diambil secara bertahap alias sudah setuju.

Bila ini terealisasi tentu akan mengubah peta perdagangan gula Indonesia selama ini. Indonesia lebih banyak mengimpor gula mentah selama inii dari Thailand. Tahun lalu, sebanyak 3,63 juta ton atau 78% dari total impor gula mentah Indonesia sepanjang Januari-November 2018 dipasok dari Thailand.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: