DEMOKRASI.CO.ID - Selisih paham antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono soal banjir menjadi sorotan masyarakat.
Perselisihan bermula saat Basuki menyebut biang banjir karena normalisasi Kali Ciliwung yang dilakukan Anies baru selesai 16 dari 33 kilometer.
Sementara Anies, dia membela diri bahwa normalisasi sebaik apapun akan percuma jika kiriman air yang masuk dari Bogor ke Jakarta tidak terkontrol.
Soal hal tersebut, Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif meminta keduanya untuk tidak perlu saling menyalahkan.
“Jangan berselisih dulu, cari solusi baru nanti evaluasi,” ucap Slamet kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/1).
Menurutnya, pemerintah harus dapat saling bahu membahu membantu para korban banjir. Bukan malah berdebat siapa yang benar atau siapa yang salah.
“Saatnya kita bahu membahu untuk membantu saudara kita tanpa melihat latar belakang mereka, lupakan urusan politik sejenak,” katanya.
Dia menambahkan usai banjir ibukota mereda, baik pemerintah daerah maupun pusat harus saling bersinergi mengatasi permasalahan banjir yang sejak lama menjadi hantu paling menakutkan bagi warga Jakarta.
Kepada pemerintah baik pusat maupun daerah jadikan evaluasi dalam pembangunan infrastruktur, kepada umat beragama intropeksi lah berhenti bermaksiat dan berbuat dzolim manusia dan alam semesta,” tandasnya. (Rmol)