Oleh: Nahdoh Fikriyyah Islam, Dosen Pendidikan Islam Kalimantan Utara
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Pemain sepakbola Mesut Oezil dinobatkan sebagai figur muslim terbaik 2019 oleh koran Muslim News Nigeria sebuah media yang paling berkuasa di negara tersebut. Erdogan kemudian terpilih sebagai figur utama dari lima model muslim terbaik 2019. Penghargaan ini pada Erdogan karena komitmennya pada muslim di Palestina. Myanmar, Kashmir, Suriah, dan negara lain di dunia. Erdogan juga menjadi sosok yang selalu menyuarakan soal Uyghur. Erdogan juga dinilai telah membuat langkah besar yang membuat Turki menjadi salah satu kekuatan dunia dan pusat perkembangan Islam. Dia menjadi inspirasi bagaimana pemimpin muslim melakukan tugasnya. Isu muslim Uyghur di China juga menjadi pertimbangan pemain sepakbola Mesut Oezil dalam model muslim terbaik 2019. Erdogan dan Mesut Oezil Model muslim terbaik 2019 memberi contoh seorang yang beragama Islam menjalani kehidupannya sehari-hari. Dalam seluruh kegiatannya, dia tidak hanya memikirkan diri sendiri namun juga muslim dan kehidupan lain di sekitarnya. Muslim juga menginspirasi orang lain untuk selalu lebih baik dibanding hari sebelumnya. (TAJDID.ID. Rabu 15/01/2020)
Semangat kaum muslimin dalam berislam semakin hari terlihat semakin menggembirakan. Hal tersebut terbukti dari banyaknya tokoh – tokoh kelas dunia yang memberikan kepedulian dan perhatian mereka bagi Islam dan kaum muslimin. Seperti yang dikabarkan Koran Muslim News Nigeria tersebut tentang dua publik figur yang tidak asing bagi dunia Islam hari ini. Hingga menurut pimpinan redaksi koran yang bersangkutan merasa perlu untuk memberikan penobatan bagi beberapa figur yang layak untuk disematkan. Namun ada baiknya, mendudukkan kembali makna “Muslim Terbaik” itu seperti apa kriterianya. Hingga ummat juga clear menilai dan berkiblat kemana agar tidak salah dalam melangkah. Berikut poin-poin yang harus dipertimbangkan untuk menanggapi suatu penobatan (penghargaan).
Pertama, penobatan (penghargaan) itu sah-sah saja diberikan oleh dan diterima sesorang yang menurut kriteria dan penilai yang bersangkutan, layak diberikan. Seperti kasus Ozil dan Erdogan. Koran News Nigeria tersebut menganggap mereka layak dinobatkan sebagai “Muslim terbaik 2019”. Kriterianya dilihat dari penjelasan redaktur Koran adalah kepedulian dan adanya perubahan akibat pengaruh yang diberikan kedua tokoh tersebut. Apalagi sebagai seoarang pemimpin seperi Erdogan. Pidato-pidatonya yang kritik terhdap kondisi muslim di wilayah yang tertindas menjadi poin plus baginya sebagai figur yang menurut Koran tersebut layak untuk dibanggakan. Begitu juga Ozil yang telah membuat pengaruh bergemuruhnya suara ummat Islam untuk membuka kebenaran tentang Uyghur.
Kedua, penobatan atau dengan adalah “reward” yang sebenarnya bagus diberikan kepada seseorang yang berprestasi. Rasulullah saw juga sering memberikan penghargaan-penghargaan kepada para sahabat atas amanah-manaha yang mereka kerjakan dengan tuntas. Penghargaan itu berupa gelar-gelar indah. Seperti Hamzah bin Abdul Muthallib sebagai Asadullah, Khalid bin Walid sebagai Syaifullah, Ustman bin Affan sebagai Dzunnur’ain, dan banyak lagi. Pertanyannya adalah, penobatan dari Koran Muslim Nigeria tersebut juga melihat bahwa Erdogan sebagai the winner telah berhasil menunaikan amanahnya sebagai Pemimpin, berhasil dengan keriteria apa? Standarnya Islam atau bukan?
Ketiga, ajang penobatan zaman kapitalisme ini pada dasarnya lebih kepada “kepentingan”. Misalnya kepentingan media, kepentingan korporasi dan kepentingan individu yang bersangkutan. Penghargaan-penghargaan yang ada tidak terlihat sesuai dengan kriteria Islam. Kemudian, sudahkah penobatan “Muslim Terbaik 2019” bagi figur-figur tersebut sesuai dengan standar Islam? Jangan sampai membuat ummat tambah bingung. Apalagi jika terjadi pengagungan kepada sosok penobatan lebih unggul daripada tauladan mulia, Rasulullah saw. Malah jadi rusak bukan?
Sejatinya hanya syariat Islam standar yang layak dijadikan sebagai penentu terbaik tidaknya seseorang jadi muslim. Allah swt berfirman dalam Alquran:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang terbaik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”
Allah swt telah menginformasikan dengan jelas bahwa manusia dihidupkan dan dimatikan sebagai ajang ujian “ahsanu ‘amalan “(amalan terbaik). Ayat tersebut mengindikasikan bahwa selayaknya seorang muslim memang harus menjadi muslim yang terbaik bukan asal sembarang muslim dihadapan Allah. Meskpiun perngahargaan itu mubah dan bisa membangkitkan motivasi, tetapi pastinya penilaian tersebut masih dari manusia. Bisa cenerung salah dan lemah. Tentunya sangat berbeda jika penghargaan yang didapatkan adalah langsung dari manusia terbaik, teladan terbaik, yaitu Rasulullah saw seperti kepada para sahabat.
Seorang ulama shaleh bernama Fudhail Iyadh, yang juga salah seorang guru dari Imam Syafi’i rahimahumullah, telah memberikan penjelasan yang cemerlang terkait kriteria amalan terbaik. Fudail bin Iyad menjelaskan, bahwa syarat diterimanaya amalan seseorang agar dikatakan amalan terbaik hanya ada dua, yaitu niat yang ikhlas karena Allah dan caranya sesuai dengan syariat Allah. Hanya ada dua, tetapi cukup berat di zaman fitnah ini. Bukankah artinya sama dengan meneladani Rasulullah saw?
Mengikuti Rasulullah saw adalah wajib, dan pengikut terbaik beliau tentunya adalah para sahabat. Maka bercerminlah pada para sahabat bagaimana mereka beramal. Tidak akan lari dari koridor syariat yang agung. Ya, tanpa Islam diterapkan menjadi hukum dalam kehidupan, maka menjadi muslim terbaik itu sulit dicapai. Karena muslim terbaik adalah muslim yang menjalankan Islam secara totalitas bukan parsial. Meski ia shalat, puasa, zakat, berhaji, dan menutup aurta, tapi jika ia bershabat dengan kafir harbi, menolong Negara kafir memerangi saudara seiamannya, menutup perbatasan agar saudara seimannya tak masuk ke negerinya, diam meski mampu mengirim bala tentara, belumlah layak disebut muslim terbaik dihadapanAllahkelak.Wallahu’alambissawab.