DEMOKRASI.CO.ID - Filipina bersiap untuk memulangkan warga negaranya yang berada di Timur Tengah seiring dengan meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut setelah tewasnya Komandan Pasukan Elite Quds dalam serangan drone AS.
Diperintahkan langsung oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte, pasukan bersenjata Filipina diminta untuk menyusun rencana untuk membawa pulang warganya yang berada di Timur Tengah, terutama ribuan yang bekerja di Iran dan Irak.
Adapun perintah tersebut dikeluarkan Duterte pada Minggu sore (5/1) dalam pertemuan darurat dengan Menteri Pertahanan, Kepala Staf Militer, Kepala Polisi, serta Komandan Angkatan Darat, Laut, dan Udara.
Presiden telah menugaskan (angkatan bersenjata) untuk menyiapkan angkatan udara dan angkatan laut untuk membawa pulang warga negara kita jika dan ketika konflik meletus di Timur Tengah yang dapat membahayakan hidup mereka," ujar Departemen Pertahanan seperti dimuat Asian Review.
Menurut infomasi, saat ini ada 6 ribu warga negara Filipina yang tinggal dan bekerja di Irak, dan 1,6 ribu yang berada di Iran.
Perintah untuk membawa pulang warga Filipina ini dilakukan Duterte setelah melihat perkembangan terkini setelah insiden tewasnya Soleimani dalam serangan udara yang diperintahkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Jumat pagi (3/1).
Setelah serangan tersebut, Iran geram dan berjanji akan membalas dendam. Sementara Trump memperingatkan akan menyerang 52 situs Iran, termasuk situs bersejarah jika Iran menyerang AS.(rmol)