DEMOKRASI.CO.ID - 'Skenario Semut Merah' yang berisikan pemakzulan Presiden Ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan Nahdlatul Ulama.
Pasalnya, skenario yang tertulis dalam buku berjudul 'Menjerat Gus Dur' itu berisi mengenai sejumlah elite yang melakukan operasi senyap dan berusaha mengudeta pemakzulan Gus Dur secara sistematis dan terstruktur.
Namun demikian, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj enggan mengomentari lebih dalam mengenai buku yang ditulis oleh Virdika Rizky Utama di akhir tahun 2019 itu.
"Yang sudah lalu kita jadikan sejarah yang berharga," ujar Said sambil tertawa saat ditanya awak media usai menggelar acara Refleksi PBNU 2020 di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (2/1).
Adapun skenario pemakzulan Gusdur yang ditulis Virdika ini sontak menjadi perbincangan sekaligus memantik polemik banyak pihak.
Pasalnya, buku terbitan Numedia Digital ini memuat sebuah dokumen rahasia yang diduga ditulis oleh bekas Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan VII di era Soeharto, Fuad Bawazier untuk menggulingkan Gus Dur sebagai presiden.
Beberapa tokoh yang disebut Fuad telah bersekongkol untuk menggulingkan Gus Dur di antaranya politikus senior Partai Golkar, Akbar Tanjung; Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri; politikus senior PAN, Amien Rais; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh; dan mantan Ketua MK Hamdan Zoelva.
Bukan hanya itu, terdapat pula nama mantan hakim MK Patrialis Akbar, Ketua Umum Pemuda Pancasila (PP) Japto Soelistyo Soerjosoemarno, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, serta putra mendiang Presiden ke-2 RI Soeharto yang bernama Bambang Trihatmodjo yang masing-masing disebut memiliki peran tersendiri.