DEMOKRASI.CO.ID - Praktisi hukum, Saor Siagian menyebut ada persepsi negatif publik terhadap relasi antara KPK dan Polri. Persepsi itu tentang KPK sebagai perpanjangan tangan dari kepolisian.
“Ada tuduhan, katakanlah Kuningan itu, KPK itu, cabang daripada kepolisian. Saya pikir, saya bisa amini sekarang ini,”ungkap Saor dalam program Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa (14/1/2020)
Saor mengaku pandangannya didasarkan pada tindakan polisi yang menghalangi kerja penyelidik KPK ketika menyambangi Perguruan Tingi Ilmu Kepolian (PTIK). Kedatangan tim KPK diketahui terkait dengan kasus suap melibatkan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan dan beberapa politikus PDIP.
“Faktanya polisi bukan malah membantu tetapi bahkan kemudian melindungi orang-orang yang menurut saya layak untuk diusut tuntas.”
Soar lantas membeber informasi yang diakuinya didapat dari pimpinan KPK.
“Pimpinan KPK itu menyatakan bahwa sampai subuh penyelidik KPK baru dilepaskan. Pertanyannya adalah kalau mereka pergi ke sana? Apakah hanya sekedar solat?”
Saor lantas meminta detail kejadian tersebut dibuka kepada publik. Tujuannya agar publik bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi.
“Siapa yang lari kemudian kepada Tirtayasa (PTIK, red). Siapa orang-orang kepolisian ini?”
KPK sebelumnya menjelaskan mengenai kabar timnya yang tertahan di PTIK untuk melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Kabar yang beredar itu menyebutkan tim itu akan menjerat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait OTT terhadap komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Dari informasi yang beredar, Hasto berada di PTIK untuk ‘sembunyi’ dari kejaran tim KPK. Namun KPK menyebut ada kesalahpahaman.
“Saya sudah jelaskan tadi ke pimpinan karena hanya kesalahpahaman saja. Jadi memang saat itu petugas kami ada di sana (PTIK) untuk melaksanakan di masjid, salat. Kemudian di sana ada pengamanan sterilisasi tempat,” kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di gedung KPK, Kamis (9/1/2019). [politiktoday]
