DEMOKRASI.CO.ID - Kedaulatan Indonesia di Natuna Utara telah dilanggar pemerintah komunis China. Puluhan kapal nelayan mereka datang bersama kapal penjaga dan frigate di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemlu) China, Geng Shuang dengan congkak mengklaim wilayah di utara Natuna sebagai milik mereka.
Geng bahkan mengacuhkan sikap Indonesia dan menyebut sikap apapun tidak akan mengubah fakta objektif bahwa China punya hak dan kepentingan di perairan terkait (relevant waters).
Tokoh nasional DR Rizal Ramli tegas merespon. Menurutnya, Indonesia memang wajib berteman dengan negara mana saja. Namun demikian pertemanan itu bukan kemudian mengabaikan kedaulatan yang dimiliki Indonesia.
“Kita ingin berteman dengan siapa saja, tapi kita harus lawan siapapun yang menganggu kedaulatan & integritas wilayah Indonesia,” tegasnya di akun Twitter pribadi, Minggu (5/1).
Kepada rakyat dan pemimpin Indonesia, pria yang akrab disapa RR ini mengingatkan untuk tidak berkecil hati. Pasalnya, Indonesia merupakan bangsa yang hebat dan tangguh.
”Tidak usah kecil hati klo kita belum unggul hardware. Serbuan Kubilai Khan kita patahkan, Sekutu di Surabaya kita kalahkan,” tegasnya.
Senada itu, Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters (PSV) Indonesia Adhie Massardi mengurai bahwa dalam perang besar, kekuatan yang sesungguhnya bukan terletak pada perangkat yang dimiliki.
“Tapi landasan moralnya,” terang mantan Jurubicara Presiden Gus Dur itu.
Dia lantas mengingatkan tentang kuatnya landasan moral tersebut. Adhie mengambil contoh perang Vietnam. Di mana Amerika Serikat yang berhasil mengalahkan Jepang di Perang Dunia ke-II dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki gagal menang.
“Negara adidaya Amerika Serikat bisa dikalahkan Vietnam karena landasan moral rakyat Vietnam jauh lebih kuat dibandingkan landasan moral tentara AS,” kata Adhie mengurai keberhasilan Vietnam. (*)