DEMOKRASI.CO.ID - Perang dagang AS dan China memang membuat banyak lembaga internasional merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia, tak terkecuali Asia. Namun, Asian Development Bank (ADB) memprediksi beberapa negara di Asia tumbuh mengilap.
Menurut ADB, seperti dilansir Forbes, Minggu (5/1), perang dagang AS dan China yang berkepanjangan justru membawa berkah bagi beberapa negara di Asia. Bahkan, diprediksi pertumbuhan ekonominya pada 2020 ini menjadi yang tercepat.
Sayangnya, dari enam negara di Asia dengan pertumbuhan ekonomi tercepat tersebut, Indonesia tidak termasuk di dalamnya. Berikut daftarnya :
Bangladesh
Pertumbuhan ekonomi Bangladesh diperkirakan tembus 8 persen pada tahun ini dari meningkatnya investasi asing di sektor tekstil, garmen, dan alas kaki. Sejak 2011 lalu, Bangladesh mencatat pertumbuhan ekonomi sedikitnya 6 persen per tahun.
Peningkatan investasi asing Bangladesh, utamanya karena upah rata-rata yang relatif rendah, yakni US$101 per bulan. Selain itu, tingginya permintaan dan meningkatnya standar hidup menjadi faktor penopang pertumbuhan negara di selatan Asia itu.
Kepala Ekonomi Asia Pasifik IHS markit mengatakan investasi asing langsung (FDI) naik 19,5 persen menjadi US$1,7 miliar pada paruh pertama 2019. Hal ini juga dikarenakan naiknya peringkat kemudahan berbisnis di Bangladesh.
India
Ekonomi India ditargetkan tumbuh 7,2 persen. India harus mengejar target itu untuk menjadi lokomotif baru sektor manufaktur, termasuk elektronik.
Meskipun, pertumbuhan ekonomi itu pun masih lebih lambat dibandingkan 2016 lalu yang sebesar 8,17 persen.
Tajikistan
Pertumbuhan ekonomi negara di Asia Tengah, Tajikistan, diperkirakan setidaknya 7 persen pada 2020. Faktor penopang ekonomi negara sempalan Uni Soviet tersebut berasal dari tambang emas dan perak, pemrosesan logal, termasuk pengiriman uang (remitansi) dari sekitar 1 juta warganya yang tinggal di luar negeri.
Produk Domestik Bruto (PDB) Tajikistan pada 2016 lalu, yakni 6,9 persen dan meningkat menjadi 7,1 persen pada tahun berikutnya. Pada 2018 lalu, ekonominya tumbuh 7,3 persen.
“Industri dan jasa telah memimpin pertumbuhan ekonomi Tajikistan, seiring dengan meningkatnya permintaan domestik yang kuat,” tulis Bank Dunia.
Myanmar
PDB Myanmar memang cuma US$67 miliar. Namun, pertumbuhan negara ini diproyeksi paling tidak 6,8 persen pada 2020. Proyeksi ini datang dari pesatnya pertumbuhan manufaktur Myanmar dalam lima tahun terakhir, yang mendorong ekonominya melesat.
Myanmar telah mengadopsi reformasi ekonominya demi menarik lebih banyak investasi. Akibatnya, pertumbuhan pengeluaran infrastruktur dan belanja konsumen mengekor setelah investasi pabrik di negara tersebut.
Reformasi ekonomi itu membuat Myanmar mencetak pertumbuhan 6,5 persen setiap tahun dalam tiga tahun belakangan.
Kamboja
Pertumbuhan ekonomi Kamboja diperkirakan mencapai 6,8 persen pada 2020. Investasi China di Kamboja disebut-sebut menjadi motor pertumbuhan PDB negara Asia Tenggara berpenduduk 16,5 juta orang tersebut.
Investasi China di Myanmar meliputi produksi tekstil dan garmen, real estate, resor, serta infrastruktur, seperti jalan dan bandara.
Diperkirakan investasi China mencapai US$2 miliar dalam pembangunan infrastruktur Kamboja pada 2018 lalu.
Vietnam
Vietnam diperkirakan meraup pertumbuhan ekonomi hingga 6,7 persen pada akhir tahun ini. Negara di Asia Tenggara ini mencatat pertumbuhan paling sedikit 6 persen sejak 2012 lalu.
Adapun, faktor yang menopang pertumbuhan ekonomi Vietnam adalah manufaktur bernilai tambah, seperti elektronik. Selain itu juga lonjakan investasi asing langsung sebesar 69,1 persen menjadi US$16,74 miliar dalam lima bulan pertama tahun lalu.
Lonjakan investasi asing itu tak terlepas dari perang dagang AS dan China yang membuat produsen-produsen di China mengalihkan banyak pabrik ke Vietnam.
Negara-negara berkembang Asia lainnya yang diperkirakan ADB tumbuh lebih dari 6 persen, yakni Nepal dan Maladewa, dengan pertumbuhan masing-masing 6,3 persen.
Sementara, ekonomi Laos dan Filipina diproyeksi bertumbuh 6,2 persen dan 6,1 persen. ADB tidak sama sekali menyebutkan Indonesia dalam daftar negara Asia dengan pertumbuhan kencang pada tahun depan.[swa]