OLEH: ZENG WEI JIAN
TIKUS terapung di atas sendal. Alone. Bingung. Menunggu mati. Kasihan. Ular Sanca diringkus warga Kampung Rawa. Kecoa merayap di tembok. Ikan-ikan masuk rumah. Buaya lepas.
"Banjir bikin udang naik ke otak," kata aktivis feminist Nursyahbani Katjasungkana.
Banjir menenggelamkan rumah-rumah mewah di Bogor. Dari Mega Mall Bekasi sampai Rumah Duka Boen San Bio di Tangerang.
BNPB menyatakan Bekasi merupakan titik banjir terbanyak. Ada 37 titik di Tangsel dan 7 pohon tumbang.
Menurut Wibowo Arif, dari 2.200 titik, Ahok minimalisir tinggal 80 titik banjir. Jawa Barat lebih banyak titik banjir dibanding Jakarta.
CNBC merilis: Banjir Jabotabek menewaskan 26 orang. Data BMKG menyatakan curah hujan kali ini tertinggi selama 154 tahun.
Dari Kawah Ijen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil & fam ucapkan “Happy New Year”.
Serangan terhadap Gubernur Jakarta Anies Baswedan bersifat terstruktur, sistematis, massive dan brutal.
Berbagai essay ditulis. Meme-meme bully diproduksi. Foto jadul Anies Baswedan & Walikota Arya Bima di pintu air disebar. Headline-nya; Anies cengar-cengir selfie di saat warganya kena bencana banjir.
Haters benci sekali. Segala cara diadopsi mendenigrasi dan downgrade Anies Baswedan.
Aniser protes; banyak haters bunyi dari luar Jakarta. Protes patah dengan jawaban; Koq mereka ngga apa-apa rilis SaveUighur. Sedangkan Bandung, Semarang or Manado lebih dekat dibanding Xinjiang.
Aniser berusaha melakukan contra issue. Tapi bahannya kurang. Defisit materi foto & info. Narasi diproduksi; Banjir di mana-mana tapi kenapa cuma Anies Baswedan yang disalahin.
Haters reply; Karena Gubernur lain tidak didukung gerombolan kadrun.
Syahdan, rupanya ada sesuatu yang much deeper. Figur Anies Baswedan sebenarnya tidak terlalu dimasalahin. Kelompok yang ngaku Pro Anies itu jadi fokus utama haters. Katanya, mereka radikals.
Aniser melakukan blunder; Sebar foto old Anies Baswedan berjas-hujan merah minum teh manis. Independent hackers recognized the photo. Haters bully dan ngetawain Aniser sebagai Grup dongo.
Hari kedua hujan stop. Tapi banjir semakin mendalam. Green Ville seleher. Apartement si Juhai sepinggang. Kemarin selutut. Warga mulai teriak kelaparan.
Anies Baswedan terus bergerak investigasi. Kemarin pagi dia terlihat di Pintu Air Manggarai bersama Sekda Saefulloh. Siangnya ke Latuharhari briefing pasukan biru. Sore ada di Cawang. Malam ke Kampung Pulo.
Rupanya air kiriman dari Puncak sumber utama banjir Jabotabek kali ini. Madame Poppy Dharsono kirim bukti videonya. Air bergelombang, meliuk-liuk cepat bagai naga yang turun. Air itu mengarah ke dataran rendah Jakarta.
Amukan haters medsos sedahsyat gelombang air yang turun. Pokoknya Anies mesti salah. Mereka cibir; Banjir bukan bencana tapi management volume air.
Atmosfer emosi ini melupakan 36 ribu orang pengungsu yang ditampung di posko-posko, masjid, sekolahan dan gereja. Haters sibuk hujat. Pro Anies sibuk marah.
Ada ibu tua Bourgeoisie di dalam mobil mewah berakting telepon Anies Baswedan. Dia marah-marah. Judes. Ketus. Dia berkata, "Anies back off…!!”
Pengusaha restorant bakmi Bambang Sungkono (Akuet) keheranan. "Banyak orang gila. Padahal kalau pun Ahok sekarang gubernur juga akan seperti ini," katanya.
Penulis adalah anggota Komunitas Tionghoa Anti Rasisme