DEMOKRASI.CO.ID - Serangan udara Amerika Serikat (AS) menewaskan Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani di Bandara Baghdad, Irak. Aksi serangan ini pun memicu kehebohan spekulasi World War III (Perang Dunia Ketiga) di media sosial.
Sebagaimana diketahui, Soleimani tewas akibat serangan udara AS pada Jumat (3/1/2020). Soleimani dikenal sebagai tokoh militer paling berpengaruh dan diplomat canggih yang bertanggung jawab atas kebijakan regional di Irak, Libanon, Suriah, Yaman, dan lainnya.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, tak terima. Dia bersumpah akan ada pembalasan atas kematian Soleimani. Khamenei pun menunjuk Brigadir Jenderal Esmail Qaani sebagai komandan baru untuk Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump membenarkan pembunuhan terhadap Soleimani. Pembunuhan itu sebagai tindakan pencegahan atas rencana Iran melakukan serangan terhadap AS.
Ketegangan antara AS dan Iran pun semakin panas. Sontak, para netizen berspekulasi liar soal kemungkinan meletusnya World War III dalam tagar #WWIII.
Gambaran World War III dalam Novel yang Dipamerkan Prabowo
Bayangan soal meletusnya World War III sudah pernah digambarkan dalam novel berjudul 'Ghost Fleet: A Novel of the Next World War' yang ditulis oleh PW Singer and August Cole. Buku yang terbit pada 2015 ini menceritakan soal skenario Perang Dunia Ketiga, yang melibatkan Amerika Serikat dengan China dan Rusia yang bersekutu.
Prabowo ketika memamerkan novel 'Ghost Fleet'. (Dok. GerindraTV) |
Buku ini pun sempat dipamerkan oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto ketika berbicara di acara kampus Universitas Indonesia (UI) pada 22 Maret 2018. Ketika itu, pria yang kini jadi Menhan tersebut berbicara soal prediksi Indonesia bubar pada 2030, di tengah kecamuk Perang Dunia Ketiga. Prabowo menjadikan novel 'Ghost Fleet' sebagai rujukannya.
Majalah Time pun pernah menampilkan ulasan singkat novel ini dalam tulisan bertajuk 'This Is What World War III Will Look Like'. Digambarkan, Perang Dunia terjadi ketika kapal perang AS dan China saling menembakkan rudal jelajah hingga laser.
Digambarkan pula jet tempur Rusia dan AS saling bertempur di udara lengkap dengan pertarungan drone-drone terbang. Peperangan ini juga diwarnai perang antar-peretas jagoan yang ada di China dan Silicon Valley, AS. Gambaran Perang Dunia Ketiga ini disebut sebagai tesis dari kemungkinan Perang Dunia Ketiga yang mungkin saja terjadi.
Sementara itu, Michel Chossudovsky dalam bukunya yang berjudul 'Towards a World War III Scenario: The Dangers of Nuclear War' menganalisis bahwa Perang Dunia Ketiga mungkin saja terjadi. Chossudovsky melihat skenario kemungkinan Perang Dunia Ketiga dari upaya AS memprivatisasi teknologi nuklir--yang bisa disebut sebagai senjata pemusnah massal. Alih-alih dipakai sebagai instrumen penjaga perdamaian, senjata teknologi nuklir ini justru akan membuat Perang Dunia Ketiga meletus.
Namun, tentu kita tak pernah tahu arah diplomasi politik global ke depan. Ramainya pembahasan World War III perlu dimaknai sebagai banyaknya kekhawatiran akan terjadinya perang besar itu. Bukan dukungan terhadapnya. Pihak-pihak yang berkonflik dan PBB harus dapat mencegah meningkatnya eskalasi ketegangan ke arah yang lebih besar. [dt]