DEMOKRASI.CO.ID - Amerika tidak ragu melakukan apa pun yang diperlukan apabila Iran memberikan ancaman.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan hal itu, satu hari sebelum Washington meluncurkan serangan udara yang menewaskan Qasem Soleimani.
Trump menegaskan serangan udara yang dilakukan tidak dalam upaya mengganti pemerintah atau rezim baru di Iran.
"Kami mengambil tindakan untuk menghentikan perang," kata Trump dalam sebuah pidato perdana pasca insiden tersebut di stasiun televisi, Sabtu (4/1).
"Kami tidak mengambil tindakan [meluncurkan serangan udara] untuk memulai sebuah perang. Soleimani menjadikan kematian orang-orang tak berdosa sebagai hasrat miliknya," lanjut Trump. "Kami (justru) menangkapnya dan menghentikannya."
Trump tidak memberi kesempatan tanya jawab dengan awak media terkait pernyataannya di resort miliknya, di Florida itu.
Berikut pernyataan Trump seperti di kutip dari akun twitter Gedung Putih, kantor kepresidenan AS:
Penasihat Dewan Keamanan AS Robert O'brien menggambarkan serangan udara tersebut seperti keputusan maju. O'brien menyebut AS memiliki data intielijen yang dapat dipercaya bahwa Iran tengah menyusun serangan ke AS.
Soleimani memang selama ini memimpin unit pasukan khusus Pengawal Revolusi Elit Rian (Elite Revolutionary Guards) telah menjadi sosok kunci dalam agenda politik Iran dan Timur Tengah.
Bersama pengawalnya, Soleimani terbunuh dalam serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad. Situasi ini semakin memperburuk ketegangan yang sudah meninggi, dan dikhawatirkan akan ada serangan balasan dari Iran.
Sebelum serangan tersebut, Departemen Pertahanan AS memang telah mengeluarkan pernyataan bahwa serangan yang dilakukan AS untuk mengantisipasi rencana serangan Iran di masa depan.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang tidak ingin disebutkan identitiasnya pun mengakui bahwa Soleimani telah merencanakan melakukan serangan kepada para diplomat dan personel militer AS di Irak, Suriah, hingga Lebanon. [rmol]