DEMOKRASI.CO.ID - Belum tuntas pengusutan skandal PT Asuransi Jiwasraya (Persero), perusahaan asuransi pelat merah kembali diwarnai dugaan korupsi Rp 10 triliun di PT Asabri (Persero), asuransi yang mewadahi anggota TNI, Polri dan ASN Kementerian Pertahanan.
Menurut Pengamat BUMN yang juga Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, kondisi tersebut mengindikasikan adanya dalang besar yang berperan dalam menggerogoti BUMN.
"Ini menandakan bahwa ada sutradara besar yang memang melakukan perampokan lewat BUMN. Karena modusnya sama berarti ini ada sutradara besar, karena bukan satu BUMN," kata dia saat dihubungi detikcom, Senin (13/1/2020).
Menurutnya kasus yang menimpa perusahaan asuransi pelat merah itu bukan hanya didalangi oleh manajemen, baik direksi maupun komisaris. Said menilai ada sosok yang punya kendali lebih.
"Jadi tidak bisa lagi dikatakan bahwa hanya kesalahan direksi atau apa, tapi ini ada sutradara besar perampok-perampok yang berkerah putih," sebutnya.
Apalagi jika dugaan praktik korupsi di Asabri benar adanya maka itu mengulang kejadian di tahun 1995, di mana BUMN asuransi tersebut pernah punya catatan hitam. Saat itu dana Asabri 'dibobol' dan mengakibatkan kerugian negara Rp 410 miliar.
"Itu Asabri juga pernah mengalami itu dan sudah diselesaikan Rp 410 miliar itu dikembalikan. Nah ini kembali lagi berulang," tambahnya. [dtk]