logo
×

Senin, 06 Januari 2020

China Akan Tulis Ulang Isi Kitab Suci, Mampukah?

China Akan Tulis Ulang Isi Kitab Suci, Mampukah?

Oleh : Vikhabie Yolanda Muslim

Hingga hari ini, hati dan jiwa ummat masih tersayat dengan jerit muslim Uyghur yang menanggung kekejaman dan perilaku tidak manusiawi oleh pemerintah China atas nama deradikalisasi. Namun China tampak tidak mempedulikan berbagai kecaman, hingga kutukan yang diteriakan dunia internasional terhadap isu ketidakadilan yang diterima oleh etnis minoritas muslim Uyghur di Xinjiang. Terbukti ditengah-tengah kecaman dunia, pemerintah China justru memunculkan wacana kebijakan baru yang membuat ummat semakin geram dan naik pitam.

China rencananya akan menulis ulang isi terjemahan Alkitab dan Al-Quran. Upaya itu digadang-gadang demi mencerminkan nilai nasionalis di tengah isu Uyghur, yang menuduh pemerintah negeri tersebut telah melakukan tindakan keras. Kitab suci keluaran baru nanti, tidak akan mengandung konten apapun yang berlawanan dengan keyakinan Partai Komunis, menurut pihak berwenang dari partai berkuasa di China. Rencana ini telah disuarakan sejak bulan November hingga Desember 2019 selama pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China di Tiongkok (liputan6.com).

Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa China semakin serius menunjukkan taring dan cengkeramannya dalam mengawasi masalah etnis dan agama di negerinya. Khususnya pada Islam, yakni dengan usaha mengevaluasi Al-Qur'an agar sesuai dan mengikuti kehendak penguasa negeri komunis. Lalu mengapa isu etnis dan agama ini bak bola salju yang semakin membesar dan menjadi pusat perhatian kebijakan China?

Yang pertama, yang perlu kita ingat bahwa China merupakan negeri komunis yang berlandaskan pada ideologi sosialisme. Standar perilaku dibawah ideologi sosialisme ialah bahwa segala hal harus ditentukan oleh negara yang dianggap sebagai sumber kebenaran (diktator), serta menganggap agama adalah candu berbahaya yang harus di singkirkan dari kehidupan.

Lalu yang yang kedua ialah fakta bahwa kaum kafir tak pernah berlepas diri dari usahanya untuk mengubah isi dan ketentuan yang ada dalam Kitabullah. Hal ini sudah tampak sejak abad pertengahan yang ditandai dengan munculnya kaum zindik, yakni golongan yang membuat penyimpangan dalam menafsirkan nas-nas Alquran dan hadis. Hingga saat ini golongan yang serupa pun tetap bermunculan dengan usaha yang sama.

Yang ketiga, bahwa orang-orang kafir tidak akan pernah ridha hingga kita mengikuti langkah mereka seperti yang telah tertulis dalam Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 120. Dan kata mengikuti disini bermakna pula dalam hal menyerupai hingga mengikuti ideologi yang mereka terapkan.

Maka pada dasarnya semua usaha yang telah dan akan dilakukan musuh-musuh Islam tak lain dan tak bukan ialah karena ketakutan mereka akan kebangkitan Islam. Ketakutan mereka akan kembalinya Islam memimpin dunia dan mengatur seluruh kehidupan. Sehingga berbagai upaya mereka susun dan lakukan mulai dengan cara halus hingga penyiksaan bahkan pembantaian dan penjajahan seperti yang dialami oleh saudara-saudara kita di timur tengah dan belahan bumi lainnya.
Namun nyatanya, bagaimanapun usaha para kaum kafir, munafik dan siapapun untuk mengubah isi terjemahan Al-Qur'an dan menjatuhkan Islam, sungguh Al-Qur'an akan tetap terjaga dengan sangat baik, karena Allah sendiri yang telah menjamin untuk menjaganya. Allah telah berfirman dalam Qur'an Surat Al-Hijr ayat 9, “Sungguh Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al Qur’an), dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya“. Sebagaimana Allah menjaga kesucian Al Qur’an dari campur tangan manusia, Allah juga akan menjaga kemurnian diin ini, karena kandungan Al Qur’an tidak lain adalah Islam yang agung dan mulia.

Selain itu, ummat Islam juga mempunyai peran penting dalam menjaga kalamullah. Semangat yang tinggi dalam menghafal Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman sahabat hingga saat ini. Inilah yang membuat Al-Quran dapat diriwayatkan secara mutawatir. Hingga kini, jutaan hafidz telah tersebar di seluruh dunia yang bersiap menjadi penjaga kalamullah hingga akhir zaman.

Pada akhirnya, ibarat menguras air di lautan, semua usaha kaum kafir saat ini hanya sia-sia belaka seperti para pendahulunya. Sebagaimana firman-Nya, “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, namun Allah menolak kecuali menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang orang kafir membencinya“ (QS. Attaubah: 32). Maka yakinlah kita bahwa janji Allah itu pasti dan Islam akan kembali tegak menjadi perisai di seluruh muka bumi dibawah satu kepemimpinan (khilafah Islamiyyah) yang akan mampu menjadi pelindung ummat, pelindung kalam-Nya dan pelindung agama ini secara kaffah tanpa terhalang sekat teritorial. (*)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: