DEMOKRASI.CO.ID - Nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah sejak beberapa waktu lalu dikait-kaitkan dengan Pilkada DKI 2022 mendatang.
Perempuan langganan penghargaan internasional dalam hal tata kota itu dinilai sosok pas memimpin ibu kota dengan segudang permasalahannya.
Salah satu alasannya adalah, Risma berhasil memberikan bukti dan karya nyata dalam membangun Surabaya seperti saat ini.
Emak’e Arek-arek Suroboyo itu juga berhasil mengatasi berbagai problem perkotaan di Kota Pahlawan itu.
Di antaranya seperti penanganan dan daur ulang sampah sampai dengan mengatasi banjir di ibu kota Jawa Timur itu.
Kendati demikian, sosok yang dikabarkan menolak tawaran jadi menteri itu enggan berkomentar banyak soal berbagai isu dimaksud,
Risma hanya menyatakan bahwa jalan hidup dan karirnya sudah diatur Tuhan.
“Saya sudah sampaikan bahwa biarlah Tuhan yang mengatur jalan saya menjadi yang tadi (Gubernur DKI),” ujar Risma di sela Raernas I PDIP di JIExpo Kemayoran, Minggu (12/1/2019).
Ia menegaskan, selama berkarier ia tak pernah meminta-minta jabatan kepada Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai yang menaunginya selama ini.
Risma juga mengakui menolak semua tawaran jabatan yang datang kepada dirinya karena ingin menuntaskan amanatnya sebagai orang nomor satu di Surabaya.
“Karena saya jadi walikota dua kali karena Ibu (Mega) ngasih rekomendasi kepada saya. Saya juga enggak pernah minta (jabatan) sama ibunya,” jelas Risma.
Akan tetapi, perempuan yang dikenal sangat tegas kepada para bawahannya itu mengaku tak bisa menolak jika memang dikehendaki masyarakat.
“Iya saya sudah tidak bisa nolak. Waktu saya pertama (mencalonkan) saya minta Tuhan tidak dijadikan, tapi tetap jadi,” kata dia.
“Itu kan saya tidak bisa menghindari takdir saya. Seperti takdir saya kenapa jadi perempuan,” sambungnya.
Risma berpendapat, bahwa setiap jabatan yang dipangkunya itu memiliki tanggungjawab yang sangat besar.
“Itu berat sekali. Orang bisa ngomong apa aja. Tapi saya percaya suatu saat nanti saya dimintai pertanggungjawaban saya,” terang dia.
Dalam pidatonya di Rakernas I PDIP, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melontarkan pujian habis kepada Risma sebagai sosok pemimpin yang berhasil.
Mega menyebut, keberhasilan Risma memimpin Surabaya adalah sebuah kebaggaan bagi PDIP.
Risma pun mengaku bersyukur atas pujian yang dilontarkan orang nomor satu di partai berlambang kepala banteng hitam itu.
“Saya terima kasih atas kepercayaan dari Bu Mega. Meskipun saya selalu sampaikan bahwa tujuan saya bukan mendapat penghargaan atau apapun,” ujarnya.
Ia menegaskan, dirinya tak mau gila jabatan meskipun sudah tak terhitung berbagai penghargaan dialamatkan kepadanya.
“Saya pantang meminta jabatan karena di jabatan itu selalu terkandung risiko, di mana saya harus adil, amanah,”
“Kalau di agama itu ada fatonah dan sebagainya. Jadi, itu berat,” pungkasnya. [psid]