DEMOKRASI.CO.ID - Dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengkritisi ketidakmampuan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatasi masalah banjir yang saat ini terjadi.
Dilansir dari Indopolitika.com, Minggu (5/1/2020), Anies menurut Ade, tidak memiliki kemampuan memimpin kota dengan setumpuk masalah seperti Jakarta. Karena itulah, dibawah Anies, Jakarta berantakan. Intinya, Anies melanggar Sunatullah. Demikian hal itu disampaikan Ade Armando di laman youtube CokroTV.
“Jakarta sedang mengalami tanda-tanda kehancuran. Banjir di awal 2020 ini adalah pertandanya. Kalau menggunakan logika sinetron ini adalah azab atau ada istilah lain yang saya rasa lebih pas, Sunnatullah. Penderitaan ini terjadi karena kita melanggar Sunatullah,” kata Ade.
Dijelaskan Ade, Sunatullah adalah cara Allah menata alam. Alam beroperasi tidak dengan acak, ada keteraturan. Itulah Sunatullah.
“Misalnya, kalau kita melempar bola ke langit dia akan kembali ke bumi itu hukum Allah. Kalau kita nggak belajar menjelang ujian, nilai kita akan jeblok. Itulah hukum Allah,” tandasnya.
Begitu juga memilih memimpin. Sambil mengutip sebuah hadist, Ade menerangkan jika pada abad 14 lalu, dimana dalam hadist itu Nabi Muhammad SAW sudah mengingatkan untuk tidak menyerahkan sebuah urusan kepada yang bukan ahlinya. Maka jika dilakukan, tunggulah kehancuran atau kekacauan. “Masalahnya, mayoritas masyarakat Jakarta, 58% sudah mengambil keputusan dengan melanggar Sunnatullah itu,” jelasnya.
Ade juga menguji kemampuan Ahok. Dunia sebenarnya, kata dia, menjadi saksi tentang kemampuan Ahok menata Jakarta. Sementara Anies Baswedan, orang yang diberhentikan dari posisinya sebagai Menteri karena tidak menunjukkan kinerja yang baik.
“Anies dipilih karena soal agama bukan soal kemampuan. Maka berlakulah hukum Allah yang disebut Nabi Muhammad SAW tadi,” urainya.
Anies menurut dia, tidak memiliki kemampuan untuk memimpin kota dengan setumpuk masalah seperti Jakarta. Karena itulah, Jakarta dibawah Anies berantakan.
“Masih mending kalau Anis kemudian mau mendengar dan menggunakan sumber daya yang dimiliki sebaik-baiknya. Tapi kan yang terjadi sebaliknya, tidak mau melanjutkan kebijakan yang sudah dimulai Jokowi dan Ahok. Salah satunya soal banjir ini,” imbuhnya.