DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Tengku Zulkarnain mempertanyakan langkah organisasi masyarakat maupun partai politik lainnya yang belum menyatakan keceman keras kepada China soal penindasan umat muslim Uighur.
Pasalnya saat ini, baru Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Mathla'ul Anwar, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyatakan kecaman keras kepada China atas penindasan umat Muslim di Uighur.
"MUI sudah Mengecam China Soal Penindasan Uyghur. Muhammadiyah Juga sudah Mengecamnya. Mathla'ul Anwar sudah Mengecam. Partai Politik, PKS sudah Mengecamnya. Nah, yang Lain Mana Suaranya...? Penguasa Mana Suaranya...?," tulis akun Twitter @ustadtengkuzul, dikutip Rabu (18/12/2019).
Menurutnya, tak hanya represif pemerintah Cina terhadap muslim Uighur Xinjiang, namun memakai nama berwarna Islam, bayi bayi di Xinjiang, China, tidak diberikan hak.
"Bahkan untuk memakai nama Muhammad saja atau nama berwarna Islam, bayi bayi di Xinjiang, China, tidak diberi hak. Hello... Masih ada yg mengatakan Uyghur baik baik saja...? Atau masih mau bilang "jangan ganggu politik China?" Belum tergerak membela?," tulisnya. [nl]