DEMOKRASI.CO.ID - Menjelang perayaan Hari Natal selalu muncul pertanyaan yang sama di kalangan muslim: bolehkah kita mengucapkan Selamat Hari Natal. Nah ustad, ulama, dan kiai, selalu mempunyai pandangan yang berbeda-beda.
Ustad Abdul Somad, misalnya, jelas tidak membolehkan ucapan Selamat Hari Natal. Adapun kiai seperti Ahmad Muwafid alias Gus Muwafid termasuk yang memperbolehkan. Begitu pula mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif. Berikut ini petikan pendapat mereka selama ini:
Abdul Somad:
Pandangan Ustad Abdul Somad bisa dilihat antara lain pada ceramah di Jagakarsa, 22 Desember 2017:
“......Maafkan aku Saudaraku Nasrani, aku tidak bisa mengucapkan Selamat Natal. Karena orang yang mengucapkan Selamat Natal, maka dia sudah mengakui tiga. Yang pertama mengakui bahwa Isa anak Tuhan. Kedua mengakui bahwa Isa lahir pada 25 Desember.. Ketiga, mengakui bahwa Isa mati dipalang salib. Ketiga-ketiga ini dibantah oleh Al Quran. ..”
Gus Muwafid:
Kiai yang satu ini memilik pandangan yang didasarkan atas toleransi dan kerukunan umat beragama. Hal ini terlihat dalam isi ceramahnya dalam pengajian yang diadakan oleh NUonline pada Februari 2019:
“...Kalau nggak negerti sejarah bangsa ini akan kaget, kalau lihat Banser menjaga gereja. Padahal saling menjaga agama itu … ..Banser menjaga gereja itu warisan asli bangsa Indonesia. Nah sekarang sudah banyak yang ikut. Jadi tidak ada perdebatan lagi.
Tinggal sekarang ucapan Selamat Natal … Lah.. nanti kalau Pak Prabowo (saat itu ia masih calon presiden) ucapkan Selamat Natal ya nggak ribut lagi. Pak Jokowi (ucapkan ) Selamat Natal, Pak SBY ucapkan selamat Natal, Gus Dur ucapkan selamat Natal…. Pak Syafii Maarif ucapkan Selamat Natal. Ya sudah selesai.
Hal yang senada juga disampaikan dalam ceramah Gus Muwafid yang diunggah di kanal youtube pada 24 Desember 2018.:
"...Makanya, orang Eropa, kalau bulan Desember itu, Natal pakai daun cemara. Karena cuma itu saja yang nggak rontok. Kalau Natal itu asli Indonesia, ya bisa daun mangga.. Bisa daun jambu. Makanya kalau ada gerakan anti pohon Natal, ini orang gila. Ada pohon cemara ditebang. Salahe opo….pohon cemara itu. Di depan masjid gak boleh ditanami pohon cemara, salahe opo..."
Syafii Maarif
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif alias Buya Syafii mengatakan hanya kelompok sumbu pendek yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru Masehi terhadap koleganya yang berbeda agama.
Menurut Syafii, ucapan itu sah-sah saja dilihat dari sisi agama. Sebab tak akan merusak akidah seorang muslim yang telah benar-benar memahami ajaran agama Islam. "Itu (larangan ucapan Natal) pandangan sempit, kalau istilah medsos itu kelompok sumbu pendek. Apa keberatannya mengucapkannya? Selamat Natal, Idul Fitri, apa keberatannya? Di sisi apa? Tidak akan salah itu," kata Buya Syafii di Jakarta, 18 Desember 2019.
Bagi Buya, mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru kepada pemeluk agama lain merupakan bagian dari sikap menghormati dalam pergaulan antarumat beragama. Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru, kembali ditegaskan Buya tidak merusak akidah. ***