DEMOKRASI.CO.ID - Kerugian yang diderita oleh perusahaan asuransi pemerintah, Jiwasraya diduga kuat karena ada perampokan.
Begitu kata mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu dalam sebuah video berjudul “MSD Ungkap Modus Perampokan Di Jiwasraya,” yang diterima, Senin (23/12).
Dugaannya bahkan mengarah pada Pilpres 2019. Pasalnya di tahun 2018, tidak ada tsunami ekonomi yang membuat perusahaan asuransi merugi. Di tahun Jiwasraya merugi itu, hanya ada persiapan menuju pilpres.
“Ini tempat pengambilan dana yang paling mudah, cepet, hitungan jam juga sudah mendapatkannya,” terang Said Didu.
Dia lantas merasa aneh dengan posisi mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo yang mendapat promosi ke lingkaran pemerintah di tahun 2018. Hari diangkat menjadi Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis usai jabatannya di Jiwasraya tanggal.
Padahal, biasanya pejabat BUMN yang masuk dalam lingkar pemerintah merupakan mereka yang memiliki prestasi tinggi dan menunjukan kinerja bagus di perusahaan yang dipimpin.
“Contoh, Jonan, Rudiantara, Arief Yahya, biasanya yang bagus kinerjanya,” terangnya.
“Ini kerja lagi turun malah daat promosi, ini agak aneh,” demikian Said Didu.[rmol]