DEMOKRASI.CO.ID - Indonesia telah menandatangani pembelian 11 unit jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia sejak Februari 2018 lalu. Rencananya belasan pesawat tempur tersebut akan tiba di Indonesia tahun ini. Namun hingga kini masih belum terealisasikan.
Pemerintah Rusia curiga bahwa beberapa negara diduga berupaya mengancam atau menghambat Indonesia agar tak membeli pesawat sukhoi buatan Rusia. Salah satunya adalah Amerika Serikat.
"Seperti kasus India, Turki dan China, Amerika Serikat berusaha mencegah negara-negara sahabat untuk bekerja sama dengan Rusia," kata Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Oleg Kopylov di Jakarta, Rabu 18 Desember 2019.
"Hal ini bisa dimengerti karena AS juga memiliki industri militer terbesar di dunia. Ini semua karena kompetisi. Ini bisa adil dan tidak adil. Jika ada kompetisi dalam hal ini maka Indonesia bisa lihat mana persenjataan yang terbaik dan kompetitif," imbuh Kopylov.
Pihak Rusia juga tidak memungkiri bahwa kontrak pembelian Su-35 terdiri dari banyak sub-kontrak dan sub-agreement yang cukup rumit. Namun pemerintah Rusia berkomitmen untuk merampungkan proses pembelian Sukhoi senilai Rp16 triliun tersebut terus berlanjut.
"Pihak Indonesia tertarik untuk membeli dan menjaga keamanan nasional negaranya. Kami tidak dalam situasi tergesa-gesa apalagi mendikte Indonesia. Tapi seperti yang kita lihat kebijakan pemerintah Indonesia sangat bijaksana dan adil," ungkapnya. [vn]